Survei LSI Denny JA: Suara Partai Berbasis Islam Berpotensi Terkecil Sepanjang Sejarah

0
488
Reporter: Rommy Yudhistira

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA soal perolehan suara partai politik berbasis Islam berpotensi memperoleh suara terkecil dalam sejarah pemilu bebas di Indonesia. Pemilu bebas yang dimaksud LSI Denny JA dihitung sejak 1999, 2004 dan 1955.

Sementara itu, kata Direktur CPA LSI Denny JA Ade Mulyana, Pemilu era Orde Baru tidak masuk kategori pemilu bebas karena pesertanya dibatasi hanya 3 partai politik. Berdasarkan hasil surve itu, di Pemilu 2024, partai berbasis Islam secara keseluruhan potensial dukungannya menurun.

“Bahkan partai berbasis Islam dalam pemilu tahun depan itu potensial memperoleh dukungan  paling kecil sepanjang sejarah pemilu bebas di Indonesia,” kata Ade dalam keterangan resminya secara virtual beberapa waktu lalu.

Ade mengatakan, pihaknya membuat 2 ukuran terkait konteks partai berbasis Islam itu. Pertama, persepsi publik mengenai partai berbasis Islam di survei nasional Denny JA. Kedua, apabila tidak ada basis data survei, maka ditentukan melalui pendapat ahli atau dikenal dengan expert judgement.

“Walau pemilih Indonesia 87% muslim, partai berbasis Islam tidak pernah menang pemilu bebas, bahkan mengecil,” ujar Ade.

Baca Juga :   Hasil Survei: Mayoritas Masyarakat Masih Berbelanja untuk Lebaran 2020

Hasil survei itu, kata Ade, lebih dari 50% publik memandang partai politik berbasis Islam meliputi PKS, PKB, PPP, PAN, PBB, Partai Gelora, dan Partai Ummat. Sedangkan 50% lagi memandang partai politik berbasis terbuka atau nasionalis meliputi PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Nasdem, Perindo, PSI, Partai Hanura, Partai Garuda, Partai Buruh, dan PKN.

Berdasarkan survei itu, kata Ade, dari jumlah keseluruhan partai politik yang terdaftar dalam Pemilu 2024, sebesar 38% dinilai berbasis Islam. Dari sisi jumlah, partai berbasis Islam dinilai masuk dalam kategori minoritas.

Selanjutnya, sambung Ade, partai papan atas ditempati PDI Perjuangan dengan dukungan 22,7%, Partai Golkar 13,8%, dan Partai Gerindra 11,2%. Partai papan atas semuanya diisi partai berbasis terbuka/nasionalis.

“Dari 3 partai papan atas (dengan dukungan di atas 10%), tidak ada partai berbasis Islam. Persentase partai berbasis Islam di partai papan atas adalah nol. Tak ada partai berbasis Islam yang masuk dalam jajaran partai besar,” ujar Ade.

Baca Juga :   Survei Kemenhub dkk: Potensi Pergerakan Nasional Lebaran 2024 Capai 71,7% dari Populasi

Kemudian untuk papan tengah, kata Ade, dalam kategori ini diisi 4 partai yaitu PKB dengan 8,0%, Partai Demokrat sebesar 5,0%, PKS 4,9%, dan Partai Nasdem sebesar 4,4%. “Dari partai papan tengah (dengan dukungan 4% hingga 10%, partai berbasis Islam ada 2 partai, yaitu PKB dan PKS. Capaian tertinggi partai  berbasis Islam hanya di posisi papan tengah saja,” ujar Ade lagi.

Sementara pada kategori papan bawah, kata Ade, partai berbasis Islam dalam klasifikasi ini diisi 2 partai yakni PPP dan PAN. Dari hasil survei itu menunjukkan Perindo dengan dukungan 2,8%, PPP 2,1%, dan PAN 1,9%. Persentase partai berbasis Islam di partai papan bawah adalah 66,7%.

Selanjutnya, dalam urutan partai kategori kecil, kata Ade, didominasi partai berbasiskan Islam dengan jumlah akumulasi dukungan sebesar 37,5%. Sementara PSI memperoleh dukungan sebesar 0,5%, PBB 0,3%, Garuda 0,3%, Partai Ummat dengan dukungan 0,3%. Lalu, Hanura 0,1%, Partai Buruh 0,1%, Partai Gelora 0,1%, dan PKN dengan dukungan 0,1%.

“Dalam pemilu 2024, total dukungan atas partai berbasis Islam potensial terkecil sepanjang sejarah pemilu bebas di Indonesia,” katanya.

Baca Juga :   PT PP Rampungkan Bendungan Tiu Suntuk Paket II, Jokowi yang Resmikan

Survei nasional ini dilakukan pada tanggal 4 hingga 15 Januari 2023, dengan metode riset kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka dengan margin of error sebesar +/- 2.9%. Melibatkan 1.200 responden yang tersebar pada 34 provinsi di Indonesia. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, focus group discussion (FGD), dan wawancara mendalam.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics