Soal Pendaftaran Kebaya oleh 4 Negara ke Unesco, Pemerintah Diminta Bersikap

0
176
Reporter: Rommy Yudhistira

Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira mendesak pemerintah untuk mendaftarkan kebaya ke Unesco sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia. Upaya tersebut dinilai sebagai respons terhadap 4 negara meliputi Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand yang lebih dulu mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya ke Unesco.

“Kita Indonesia harus segera mendaftar. Disertai bukti cultural heritage yang dimiliki tentang kebaya,” kata Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.

Andreas mengatakan, pemerintah perlu mendaftarkan kebaya melalui single nomination karena dinilai sebagai warisan budaya asli Nusantara. Karenanya, tidak perlu mendaftarkan secara multinational nomination atau bersamaan dengan negara-negara lainnya.

Untuk itu, kata Andreas, pemerintah perlu menyiapkan segara persyaratannya termasuk melakukan diplomasi politik. Itu sebabnya, semua pihak perlu mendukung pemerintah agar dapat segera mendaftarkan kebaya ke Unesco.

“Untuk itu memang semua stakeholder kebaya nasional perlu mendukung agar pemerintah segera mendaftar dan memperoleh pengakuan,” tutur Andreas.

Sebelumnya, Dewan Warisan Nasional Singapura (NHB) melaporkan, 4 negara untuk pertama kalinya mendaftarkan secara multinasional ke Unesco dalam kategori Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan.

Baca Juga :   Komisi IV Soroti Kerugian Perikanan Indonesia, Dirut Id Food Bilang Upayakan Restrukturisasi dari Kementerian BUMN

“Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand sepakat untuk bekerja sama dalam nominasi multinasional ini karena kebaya mewakili dan merayakan sejarah bersama yang kaya di kawasan ini,” tulis NHB dalam keterangan resminya.

Sementara itu, Kepala Unit Budaya Unesco Jakarta Moe Chiba mengatakan, pihaknya belum mendapat informasi soal pendaftaran kebaya secara multinasional itu. Pendaftaran kebaya tersebut dinilai baru sebatas perencanaan, lantaran Unesco belum menerima proposal mengenai hal tersebut.

“Belum ada informasi resmi, belum ada proposal yang diterima Unesco. Menurut saya mereka masih dalam tahap perencanaan,” kata Moe Chiba.

Masih kata Moe Chiba, warisan budaya tak benda Unesco merupakan bentuk saling menghormati dan mempromosikan kolaborasi budaya, dan bukan tentang persaingan, terutama dalam hal pendaftaran tersebut. Karena itu, pendaftaran itu diharapkan bukan menjadikan persaingan dan kompetisi antar-negara. Unesco justru mendorong agar negara-negara tersebut dapat mendaftarkan melalui nominasi bersama.

Leave a reply

Iconomics