
Perludem: Presiden Harus Cuti Jika Beraktivitas atau Kampanye Politik

Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini/Dokumentasi MK
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menyebut Presiden Joko Widodo sebaiknya mengajukan cuti jika ingin beraktivitas kampanye politik. Sesuai dengan aturan Undang-Undang (UU) Pemilihan Umum (Pemilu), seorang presiden tidak diperkenankan menggunakan fasilitas jabatan dan negara, kecuali layanan yang sifatnya melekat seperti protokoler keamanan dan kesehatan.
“Dalam hal ini, aktivitas politik partisan harus berpegang pada itu, harus diingat bahwa presiden itu adalah panutan politik bagi jabatan-jabatan publik lainnya,” kata anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini di Jakarta beberapa waktu lalu.
Titi mengatakan, sebagai kepala negara, presiden merupakan panutan bagi jabatan-jabatan politik lain yang ada di dalam susunan pemerintahan. Karena itu, untuk beraktivitas partisan, harus mengikuti peraturan yang berlaku, sehingga lembaga kepresidenan dapat dianggap sebagai lembaga netral yang memfasilitasi semua kepentingan politik.
Jika hal tersebut dibiarkan, kata Titi, pihaknya khawatir pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, akan banyak gubernur, bupati, dan wali kota yang memanfaatkan rumah dinas jabatan untuk kepentingan aktivitas politik partisan.
“Jadi, kita tidak punya lagi kompetisi yang adil dan setara, karena pejabat publik yang berlatar belakang politik menggunakan jabatannya melalui fasilitas ataupun melalui segala kewenangan yang ada padanya untuk melakukan aktivitas pemilih partisan,” ujar Titi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengundang 6 ketua umum partai politik pendukung pemerintah ke Istana Merdeka, Jakarta pada 3 Mei lalu. Keenam ketum parpol yang diundang tersebut adalah Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono.
Selain melakukan silaturahmi halal bihalal, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan perkembangan terakhir di bidang ekonomi, dan beberapa prediksi yang menyangkut dengan potensi yang dimiliki Indonesia untuk menjadi negara maju di masa mendatang.
“Sekarang ekonomi kita sudah ke-16 terbesar, dan diperkirakan kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi ke-4 terbesar di dunia kalau kita pandai memanfaatkan, jadi itu titipan beliau kepada kita. Saya kira itu intinya,” kata Prabowo.
Saat disinggung soal politik, Prabowo menjelaskan,Jokowi secara umum hanya berpesan agar para parpol dapat rukun, dan kompak untuk saling bekerja sama demi kepentingan bangsa dan negara.
“Secara praktis tidak, tapi titipan besar bahwa kita harus rukun, kita harus kompak bisa kerja sama demi negara. Intinya itu demi bangsa dan negara,” kata Prabowo.
Leave a reply
