
Penggunaan TKDN untuk Bahan Baku Obat Dipertanyakan, Ini Jawaban Biofarma

Wakil Ketua Komisi VI DPR Bima Arya/Iconomics
Holding badan usaha milik negara (BUMN) untuk farmasi PT Biofarma (Persero) diminta menjelaskan perencanaan penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menyangkut bahan baku obat-obatan. Ini penting sebagai implementasi dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 tahun 2022.
“Rencana TKDN itu sekarang berapa? Rencana ke depan itu berapa? Hal-hal yang sudah ada produk itu di lokal, tetapi pengadaan tetap impor, menurut Bapak (Dirut Biofarma Honesti Basyir) apakah perusahaan di bidang farmasi BUMN ini masih ada hal yang demikian?” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Arya Bima di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (23/5).
Arya mengatakan, Biofarma juga perlu menjelaskan strateginya dalam menjalankan Inpres Nomor 2 Tahun 2022 untuk menekan angka impor bahan baku obat-obatan di Indonesia. “Bagaimana BUMN terutama BUMN farmasi untuk hal yang terkait dengan menekan impor di dalam pengadaan bahan baku dan lain-lain,” ujar Arya.
Soal itu, Direktur Utama Biofarma Honesti Basyir mengatakan, pihaknya sudah memiliki peta jalan pembuatan bahan baku obat yang dilakukan anak perusahaan PT Kimia Farma. Dan peta jalan pembuatan bahan baku obat-obatan itu akan disampaikan secara tertulis kepada Komisi VI DPR.
“Itu sudah ada roadmap dari 2020 hingga 2025. Dan roadmap ini kita sesuaikan dengan Inpres Nomor 60 tentang percepatan kemandirian industri farmasi di Indonesia. Jadi produk-produknya sudah kita sesuaikan,” kata Honesti.
Menurut Honesti, dari 24 bahan baku obat yang sudah terdapat dalam daftar Kementerian Perindustrian, sebanyak 21 bahan baku sudah diproduksi di anak perusahaan Kimia Farma. Kemudian dari 21, sebanyak 10 bahan baku untuk fasilitas pembuatannya, sudah mendapatkan sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Beberapa produk e-catalog itu sudah mendapatkan bahan baku yang diproduksi Kimia Farma. Kita tidak bisa membuat semua bahan baku untuk mengurangi 90% itu menjadi 0, itu tidak mungkin,” ujar Honesti.
Keputusan untuk memilih produksi bahan baku, kata Honesti, Biofarma mengutamakan pengurangan jumlah impor agar sesuai dengan Inpres tersebut. Juga memilih bahan baku yang dapat diproduksi dengan pertimbangan tertentu.
“Karena memang investasi sangat besar. Jadi kita pilih yang paretonya besar saja. Jadi sudah progres, nanti mungkin sebagai laporan tertulis kami sampaikan roadmapnya untuk bahan baku dari tahun ke tahun seperti apa,” kata Honesti.
Untuk diketahui, Inpres Nomor 2 Tahun 2022 berisikan tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Leave a reply
