Pemerintah Diharapkan Cegah Virus Covid-19 Varian Mu Masuk Indonesia

0
374
Reporter: Rommy Yudhistira

Komisi IX DPR mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah pengetatan dan pengawasan terhadap arus masuk orang dari luar negeri menyusul munculnya virus Covid-19 varian Mu (B1621). Varian Mu disebut menimbulkan kekhawatiran baru di tingkat masyarakat karena diduga lebih kebal terhadap vaksin.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Nihayatul Wafiroh mengatakan, pemerintah harus segera membuat langkah-langkah antisipatif agara varian Mu tidak masuk ke Indonesia. “Untuk mencegah imported case, pemerintah perlu memperketat pengawasan mobilitas orang baik dalam maupun luar negeri,” kata Ninik – panggilan akrabnya – dalam keterangannya, Rabu (8/9).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata Nihayatul, memasukkan varian Mu sebagai varian of interest yang sudah menyebar di 40 negara, termasuk di wilayah Asia seperti Korea Selatan, Hong Kong, dan Jepang. “Protokol kesehatan dan pengecekan di bandara, pelabuhan dan pintu-pintu masuk kedatangan orang dari luar negeri harus dipastikan berjalan dengan baik, dan pengawasannya harus ekstra ketat,” ujar Ninik.

Kendati demikian, kata Ninik, pengetatan yang dilakukan harus mempertimbangkan dari sisi perekonomian yang mulai mengalami perbaikan dari kondisi sebelumnya. Karena itu, pemerintah perlu melakukan persiapan sehingga lonjakan kasus yang dikhawatirkan dapat teratasi sedini mungkin.

Baca Juga :   Ketua Komisi VI: BUMN Kita Belum Mampu Jadi Pemain Global

“Jangan sampai terulang kembali peristiwa menyedihkan seperti kemarin. Stok obat yang langka, rumah sakit penuh, tabung oksigen susah dicari, dan lain sebagainya,” tutur Ninik.

Sementara itu rekan Ninik di Komisi IX DPR Rahmad Handoyo, meminta pengecekan terhadap orang yang datang dari luar negeri diperketat. Khususnya bagi mereka yang datang dari negara-negara sumber varian Mu berasal.

“Kita juga dorong kepada Balai Litbangkes di seluruh wilayah di Indonesia untuk mendeteksi dini terhadap potensi kemungkinan varian-varian baru itu muncul,” kata Rahmad.

Menurut Rahmad, untuk mengambil langkah antisipasi, Litbangkes harus siap siaga dalam hal mendeteksi, melihat, dan mengukur seberapa besar potensi dari virus itu bermutasi dan daerah mana saja yang sudah bermutasi sehingga virus-virus itu dapat terdeteksi lebih baik lagi.

“Kalau kita bisa mendeteksi, kita bisa mengantisipasi lebih baik lagi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Rahmad.

Leave a reply

Iconomics