PDI Perjuangan Ingin Kembalikan Parpol Berlandaskan Ideologi Bukan Elektoral

0
134
Reporter: Rommy Yudhistira

PDI Perjuangan berupaya mengembalikan pergeseran transformasi partai politik saat ini akibat adanya sistem pemilihan umum (pemilu) yang liberal. PDI Perjuangan telah melihat adanya perubahan tersebut, dan meresponsnya dengan merumuskan berbagai strategi untuk mengembalikan partai yang berlandaskan ideologi bukan elektoral.

“Kita ingin mengembalikan lagi bahwa kita adalah partai ideologi, dan itu PDI Perjuangan rumuskan dalam Kongres III PDI Perjuangan setelah 2 pemilu kalah berturut-turut, Ibu Megawati (Soekarnoputri) memimpin secara langsung pelembagaan partai melalui rapat pra kongres itu sebanyak 54 kali,” kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam sebuah diskusi, Kamis (26/1).

Hasto melanjutkan, faktor eksternal mempengaruhi suara PDI Perjuangan ketika kalah 2 kali berturut-turut dalam Pemilu 2004 hingga 2009. Dengan adanya kejadian tersebut, PDI merespons dengan membuat pelembagaan partai dan menghadirkan sekolah partai yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kader partai, sehingga tidak terjadi konvergensi media yang mempengaruhi elektoral partai.

“Kemarin, kenapa kita sampaikan gugatan ke Dewan Pers, karena ada media yang redaksinya itu pengurus partai, padahal media itu untuk publik, izinnya. Tetapi yang disiarkan adalah kepentingan partai, sehingga disalahgunakan bagi kepentingan elektoral partai tersebut,” ujar Hasto.

Baca Juga :   Pesan Jokowi kepada Kepala Daerah untuk Jaga Kebebasan Beribadah dan Stabilitas Politik

Untuk menghadapi tekanan-tekanan eksternal, kata Hasto, termasuk perubahan sistem pemilu yang dinilai cenderung mengarah pada liberalisasi politik, kapitalisasi kekuasaan, konvergensi fungsi politik, yang menunjukan demokrasi tidak sehat lantaran mengedepankan elektoral, maka PDI Perjuangan mengupayakan pelembagaan partai sebagai jawaban dari persoalan tersebut.

“Jawaban dalam mengatasi berbagai hal tersebut dan untuk meletakan seluruh platform ideologi partai sehingga punya diferensiasi,” ujar Hasto.

Menurut Hasto, terdapat 4 variabel yang mempengaruhi pelembagaan partai politik berdasarkan temuan hasil risetnya. Adapun 4 hal tersebut yaitu kemampuan partai untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman sebesar 35,2%, kepemimpinan partai 29,6%, ideologi 17,5%, dan budaya/organisasi partai sebesar 7,4%.

Selain keempat variabel tersebut, kata Hasto, variabel lain yang mempengaruhi yakni kepentingan strategis partai hingga fungsi partai politik, yang dalam hal ini termasuk hubungan internasional.

“Itu 4 hal yang dinilai masyarakat sangat penting dalam pelembagaan partai. Maka wajib bagi partai seperti PDI Perjuangan memasukan fungsi hubungan internasional dalam pelembagaannya,” ujar Hasto.

Leave a reply

Iconomics