
Menteri KKP Diprotes Anggota Komisi IV soal Maluku Lumbung Ikan Nasional

Anggota Komisi IV DPR Saadiah Uluputty/Iconomics
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendapat protes dari anggota Komisi IV DPR Saadiah Uluputty soal pembangunan kawasan Maluku Lumbung Ikan Nasional (M-LIN). Apalagi alasan pembangunan belum dilakukan karena ketiadaan anggaran.
“Tidak boleh ada alasan tidak ada uang, ini soal janji Presiden (Joko Widodo) yang ke sana, wara-wiri ke sana dengan beberapa menteri, saya tidak bisa terima seperti ini. Presiden menyampaikan sejak 2016 akan dibangun groundbreaking bulan November 2017,” kata Saadiah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/3).
Karena itu, Saadiah tidak bisa menerima alasan Trenggono itu. Pasalnya, pemerintah masih dapat menjalankan beberapa program pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara yang dinilai juga memakan biaya.
“Bisa bangun kereta api di Bandung, bisa bangun Ibu Kota Negara. Ini laut kami bertahun-tahun, tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan ada di sana. Kontribusi tertinggi 37% untuk negara ini. Mana presiden itu, mana menteri maritim dan investasi itu. Benar-benar kami ditipu ini pembohongan ini, saya tidak bisa terima di sini,” ujar Saadiah.
Protes Saadiah itu bermula dari keterangan Trenggono yang menyebut pemerintah tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membangun M-LIN. Akan tetapi, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengupayakan perjanjian kerja sama dengan investor agar pembangunan M-LIN dapat segera terlaksana dengan baik.
“Duitnya tidak ada masalahnya. Cuma satu yang harus saya lakukan, saya undang investor. Investor ini saya kasih hak untuk ambil (ikan) di sini. Tapi syaratnya kamu harus bangun pelabuhan. Sudah ada 8 pelabuhan yang dibangun pemerintah. Silakan dipilih, atau kalian mau bangun baru. Itu salah satu yang sedang kita kerjakan, ” kata Trenggono.
Soal pembangunan tersebut, Trenggono mengusulkan adanya pembahasan khusus antara Komisi IV dengan pemerintah. Dengan demikian, duduk perkara pembangunan integrated port dapat terselesaikan, dan menemui titik temu dari permasalahan yang ada.
“Begitu kira-kira, jadi saya kira saya ingin ada diskusi secara khusus, supaya kita sama, jadi apa yang dibahas kita sama. Mari kita duduk supaya sama persepsinya apa yang langkah kita lakukan. Saya paham persis di mana kendalanya yang terjadi,” kata Trenggono.
Leave a reply
