Komisi VIII DPR Sampaikan Rasa Duka untuk 11 Siswa MTS yang Tewas karena Susur Sungai

Komisi VIII DPR menyampaikan rasa duka terhadap 11 siswa Madrasah Tsanawiyah Harapan Baru yang meninggal dunia akibat tenggelam lantaran mengikuti kegiatan susur sungai di Cileueur, Ciamis, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu. Kejadian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi Kementerian Agama agar tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Ketua Komisi VIII Yandri Susanto mengatakan, pihaknya meminta agar tidak ada sekolah yang melakukan hal serupa karena terlalu berbahaya. Apalagi kegiatan tersebut berisiko sehingga kegiatan susur sungai sebaiknya tidak dilakukan lagi.

“Sebaiknya (kegiatan susur sungai) ditiadakan karena terlalu berisiko,” kata Yandri seperti dikutip situs resmi DPR, Senin (18/10).

Sementara itu, rekan Yandri di Komisi VIII, Bukhori mengatakan, kegiatan susur sungai dapat diganti dengan kegiatan luar ruangan lain yang tidak memiliki risiko tinggi. Selain itu, kegiatan luar ruangan juga harus memiliki manfaat dan tidak berbahaya untuk dilakukan.

“Kegiatan di luar sekolah penting, namun dengan SOP standar. Jika belum punya standar, sebaiknya dihindari, diganti dengan kegiatan outdoor yang tidak berisiko tinggi,” kata Bukhori.

Menurut Bukhori, kegiatan yang menantang bahaya seperti susur sungai sebaiknya dijalankan dengan bimbingan atau pendamping dari pihak profesional yang ahli dalam bidang-bidang kegiatan di luar ruangan. “Kalau didampingi dengan para instruktur ahli dan ada SOP yang standar militer, saya rasa tidak jadi masalah,” ujar Bukhori.

Sebelumnya, 11 siswa MTS Harapan Baru Cijantung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tewas saat melaksanakan kegiatan susur sungai pada 15 Oktober lalu. Susur sungai itu merupakan bagian dari kegiatan pramuka yang dilakukan di Sungai Cieluer, Leuwi III, Desa Utama, Kecamatan Cijeunjing, Ciamis. Selain 11 orang meninggal, ada 2 korban yang dirawat di RSUD Ciamis yakni seorang guru dan satu orang siswa.