Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM Sepakat Naikkan Tarif Royalti Timah

Komisi VII DPR bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat menaikkan tarif royalti timah yang saat ini sebesar 3% sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2019 secara progresif melalui revisi PP tersebut. Upaya kenaikan tarif royalti dilakukan untuk menambah penerimaan negara dari sektor pertambangan khususnya timah.

“Sungguh luar biasa kita membahas tentang hal yang sangat strategis yaitu tentang kekayaan alam kita khususnya timah. Barang ini sangat spesifik, kita nomor 2 di dunia setelah Tiongkok. Lebih spesifik lagi, keberadaannya hanya berada di Bangka Belitung,” kata Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (21/6).

Sugeng mengatakan, pihaknya mendorong Direktorat Jenderal (Ditjen) Mineral dan Batubara Kementerian ESDM untuk mengkaji kembali rencana penghentian ekspor logam timah. Juga mendorong peningkatan investasi untuk hilirisasi logam timah di dalam negeri melalui regulasi yang mendukung dalam bentuk industrialisasi.

Masih soal regulasi, kata Sugeng, pihaknya mendesak Ditjen Minerba Kementerian ESDM untuk tidak menerbitkan izin usaha pertambangan (IUP) bagi mineral jenis monasit, xenotim, dan mineral ikutan timah lainnya, sebelum dilakukan perbaikan peta jalan pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ).

Untuk PT Timah Tbk, kata Sugeng, Komisi VII meminta perusahaan tersebut untuk berkonsolidasi secara internal untuk membenahi persoalan kegiatan tambang ilegal yang berada di wilayah IUP-nya. Caranya dengan meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum yang melibatkan aparat penegak hukum terkait.

Menanggapi hal itu, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, pihaknya merasa mendapat dukungan yang kuat dari Komisi VII untuk beberapa kebijakan. Oleh sebab itu, Kementerian ESDM mengapresiasi segala masukan dan arahan yang diberikan oleh anggota dan pimpinan Komisi VII.

“Sekali lagi saya terima kasih, kalau boleh menyampaikan juga ini RDP yang paling menyenangkan,” tutur Ridwan.