
Komisi IV Soroti Buruknya Kinerja Salah Satu Direksi Bulog dan Temuan BPK di Kementan

Rapat kerja Komisi IV DPR bersama Menteri pertanian, Dirut Perum Bulog, Dirut PT RNI, dan Dirut PT Pupuk Indonesia Indonesia/Iconomics
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) diingatkan dan diminta menyerap padi atau beras pada waktu musim panen. Apalagi salah satu direksi Bulog dinilai bekerja dengan tidak baik terkait dengan penyerapan padi petani di waktu musim panen.
Ketua Komisi IV DPR Sudin mengatakan, di masa tahun politik dan mendekati Pemilu 2024, maka apapun dapat terjadi untuk mendorong program-program yang dijalankan pemerintah. Direksi pengadaan Bulog disebut kurang gesit dan kinerjanya dinilai tidak bagus.
“Kalau perlu ganti, diganti Pak Budi Waseso (Direktur Utama Bulog). Kita pakai singkat-singkat saja. Apalagi 2024, kasihan Pak (Presiden) Joko Widodo, sudah kerja benar saja masih dibilang tidak benar, ini tolong dilihat ini,” kata Sudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/1).
Begitu pula dengan kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang sudah memasuki tahun keempat. Berdasarkan pengamatan dan pengawasan Sudin, pembangunan pertanian hingga saat ini masih menghadapi persoalan klasik, bahkan dinilai semakin buruk.
“Di Beberapa kesempatan menunjukkan keadaan semakin memburuk, salah satunya indikator yang ditunjukkan melalui impor beras, dan meningkatnya impor komoditas pangan lainnya,” ujar Sudin.
Secara kasat mata, kata Sudin, produksi beras dan pangan lainnya tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional, sehingga pemerintah terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk impor. Hal itu dilakukan lantaran produksi yang disampaikan tidak sinkron dengan keadaan di lapangan.
“Untuk itu Komisi IV meminta agar dilakukan pembenahan data produksi dan stok beras untuk kepentingan kebijakan pemanfaatan ketahanan pangan nasional,” ujar Sudin.
Sudin melanjutkan, Komisi IV juga melihat kinerja program yang dijalankan Kementan belum berdampak signifikan terhadap pencapaian target nasional. Program yang dikerjakan dinilai hanya pada orientasi penyerapan anggaran, bukan pencapaian produksi nasional.
“Sebagai contoh capaian produksi daging sapi. Sangat jauh, makin lama makin turun. Jauh dengan kebutuhan nasional, bahkan di tahun lalu Indonesia malah terjangkit penyakit PMK yang sangat berdampak buruk terhadap pencapain produksi daging nasional,” kata Sudin.
Soal adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Kementan, kata Sudin, pihaknya mengartikannya bahwa masih ada kegiatan dan program yang mengalami permasalahan, bahkan ada yang gagal atau tidak mencapai target. Salah satu contohnya yakni food estate di beberapa tempat.
Berdasarkan itu, kata Sudin, Komisi IV telah menyiapkan Panitia Kerja (Panja) Food Estate untuk mendalami persoalan itu. Bahkan, beberapa anggota mengusulkan untuk membentuk panitia khusus (pansus). Sehubungan dengan hal itu, Komisi IV mendorong Mentan (Syahrul) mengevaluasi kinerja jajarannya, terutama yang berkaitan dengan lemahnya koordinasi yang dilakukan sekretaris jenderal Kementan.
“Saudara Menteri (Syahrul), yang berkhianat terhadap Anda, yang menusuk Anda tidak mungkin orang dari jauh, itu orang dari dekat Anda. Saya hanya mengingatkan saja, berkali-kali saya sudah berbicara. Kita pernah bicara dari hati ke hati bahwa yang berkhianat pasti orang dekat, bukan orang jauh,” tutur Sudin.
Leave a reply
