Ketua Komisi X Sarankan Menteri Nadiem untuk Tunaikan Rekrutmen 1 Juta Guru Honorer Jadi PPPK

0
236
Reporter: Rommy Yudhistira

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap 2 Mei. Peringatan ini diharapkan menjadi momentum Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk melakukan perbaikan. Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Syaiful Huda menginginkan agar peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dapat menjadi momentum bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk melakukan penajaman program prioritas yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Tanah Air.

Menurut Syaiful, Mendikbudristek Nadiem Makarim dapat memilih program-program mana saja yang memang harus diselesaikan dalam kurun waktu 1,5 tahun masa kerja yang akan segera berakhir.

“Saya menyarankan tunaikan saja rekrutmen sejuta guru honorer menjadi PPPK sehingga janji perbaikan kesejahteraan guru bisa terealisasi. Dengan demikian periode pemerintahan ke depan tinggal fokus pada peningkatan kualitas dan manajemen distribusi guru ke seluruh wilayah di Tanah Air,” kata Syaiful dalam keterangan resminya pada Selasa (02/05/2023).

Syaiful juga mengingatkan agar Hardiknas dapat menjadi kesempatan untuk melakukan evaluasi dan mengukur efektivitas program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah sejak Februari 2022 yang lalu.

Baca Juga :   Naikkan Kualitas SDM, Food Station Menggandeng Universitas Bunda Mulia

Syaiful menilai setidaknya ada indikator yang dapat dilihat untuk mengukur tren efektivitas program Merdeka Belajar yang bertujuan menciptakan profil pelajar Pancasila yang memiliki karakter kuat dan menguasai kemampuan dasar dalam bidang numerik, literasi, dan sains.

Dalam pandangan Syaiful, beberapa sub program “Merdeka Belajar” memiliki kontroversi seperti, adanya kisruh organisasi penggerak yang sempat menjadi polemik nasional, dan penolakan terhadap Rancangan Undang-Undang Sisdiknas yang dilakukan oleh sebagian masyarakat pendidikan.

Tidak hanya itu, Syaiful menilai bahwa program rekrutmen sejuta guru honorer menjadi pegawai pemerintah melalui perjanjian kerja, masih belum terealisasi dan terpenuhi sesuai dengan harapan. Di sisi lain, Syaiful juga masih melihat adanya kesenjangan tingkat kualitas pendidikan antar-wilayah yang masih terjadi sampai saat ini.

“Upaya untuk membuat sekolah sebagai tempat aman dan nyaman bagi peserta didik untuk tumbuh kembang juga masih belum sepenuhnya terealisasi. Hal ini dibuktikan dengan masih maraknya bullying yang bahkan memunculkan korban jiwa,” tuturnya.

Sementara itu, Mendikbudristek, Nadiem Makarim menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalankan beberapa transformasi yang dilakukan selama tiga tahun terakhir ini. Salah satu transformasi tersebut yaitu melalui 24 episode program Merdeka Belajar.

Baca Juga :   Pertamina Foundation Meluncurkan Beasiswa Sobat Bumi 2023 di Universitas Airlangga

“Sebanyak 24 episode Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kemendikbudristek kini semakin mendekatkan pendidikan pada cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan anggota masyarakat,” kata Nadiem dalam upacara peringatan Hardiknas di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa (02/05/2023).

Saat ini, kata Nadiem, anak-anak di Indonesia dapat belajar dengan lebih tenang, lantaran aktivitas pembelajaran yang dilakukan dapat dinilai secara lebih holistik oleh setiap guru. Selain itu, para kepala sekolah dan kepala daerah juga kini lebih mudah melakukan pemantauan pelaksanaan pendidikan.

“Para kepala sekolah dan kepala daerah yang dulu kesulitan memonitor kualitas pendidikannya sekarang dapat menggunakan data asesmen nasional di Platform Rapor Pendidikan untuk melakukan perbaikan kualitas layanan pendidikan,” tutur Nadiem.

Leave a reply

Iconomics