Jokowi Desak Belanjakan Rp 400 T untuk Produk Dalam Negeri hingga Mei 2022

0
632
Reporter: Rommy Yudhistira

Presiden Joko Widodo mendorong pembelian produk dalam nenegeri dengan memanfaatkan anggaran pendapatan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) dan badan usaha milik negara (BUMN). Dengan membelanjakan anggaran negara/daerah itu sekitar 40%, maka diperkirakan perekonomian akan tumbuh.

“Nggak usah muluk-muluk, yang pemerintah dan pemerintah daerah bisa 1,71%, yang BUMN 0,4%, 1,5-1,7%,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.

Jokowi mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan dengan mudah meningkat jika seluruh pihak mau mengganti produk impor dengan membeli produk dalam negeri. Dengan memakai produk dalam negeri juga dapat membuka peluang lapangan pekerjaan.

“Pekerjaan ada di sana, bukan di sini. Coba kita belokkan semuanya ke sini. Barangnya kita beli barang dalam negeri, berarti akan ada investasi, berarti membuka lapangan pekerjaan. Tadi sudah dihitung bisa membuka 2 juta lapangan pekerjaan,” ujar Jokowi.

Jokowi karena itu mendesak kementerian dan lembaga berhenti mengimpor barang-barang dari luar negeri yang sebagian besar bisa diproduksi di dalam negeri. Soal pembelian barang impor itu bisa jadi karena tidak memperhatikan secara detail sehingga tak bisa membedakannya dengan produk dalam negeri.

Baca Juga :   Lewat Program Inkubasi Bisnis, Pertamina Ingin Lahirkan UMKM Kelas Dunia

“Buku tulis impor. Jangan ini diteruskan, setop. Sehingga melompat nanti kalau kita semuanya beli produk dalam negeri, meloncat pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Jokowi.

Karena itu, kata Jokowi, agar hal tersebut bisa diwujudkan, anggaran yang tersedia sekitar Rp 400 triliun digunakan untuk membelanjakan produk dalam negeri hingga Mei 2022. Itu sebabnya, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) diminta membantu menyediakan berbagai macam produk yang dibutuhkan pemerintah.

“Saya minta dan saya enggak mau ditawar-tawar lagi urusan yang Rp 400 triliun di Mei (2022). Segera juga dorong yang namanya UKM-UKM di daerah itu untuk masuk segera ke e-Katalog. Masukkan sebanyak-banyaknya,” katanya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics