Inklusi dan Literasi Masih Rendah, BSI Diminta Kenalkan Produk Syariah Secara Masif

0
544
Reporter: Rommy Yudhistira

Anggota Komisi XI DPR Puteri Komarudin

Bank Syariah Indonesia (BSI) diminta meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia yang saat ini baru level 9,1% untuk inklusi dan 8,93% untuk literasi. Pencapaian ini dinilai masih rendah, sehingga BSI dianggap perlu mengenalkan produk dan layanan keuangan syariah lebih masif serta dilakukan berkala yang menyesuaikan karakteristik masyarakat.

“Misalkan, kalangan milenial seperti saya ini tentu strategi pendekatan promosinya juga harus berbeda. Untuk itu, BSI perlu terus sosialisasikan bank syariah kepada masyarakat. Karena memang masih banyak masyarakat kita yang belum mengenal dan mengerti sistem syariah yang dikembangkan BSI,” kata anggota Komisi XI DPR Puteri Anetta Komarudin dalam keterangan resminya, Jumat (30/9).

Puteri mengatakan, BSI dapat menjadi motor pengembangan keuangan syariah di Indonesia. Apalagi, pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia masih terbilang rendah yang sekitar 10,19%. Sementara pangsa pasar perbankan syariah tertahan di angka 6,52% dan kalah jauh dengan Malaysia yang mencapai 30%.

Dari sisi kinerja BSI, kata Puteri, pencapaiannya yang cukup baik, yang terbukti dari pertumbuhan aset sekitar 12,88%, pertumbuhan kredit 13,99%, dana pihak ketiga meningkat 13,78%, hingga terjaganya kualitas kredit dengan non-performing loan sebesar 2,88%.

Baca Juga :   Anggota Baleg DPR: IKN Baru Harus Lahirkan Peradaban Baru

Berdasarkan hal tersebut, kata Puteri, ekonomi dan keuangan syariah merupakan suatu bentuk kesatuan yang perlu dikembangkan secara bersamaan. Ekonomi syariah tidak dapat berkembang secara optimal tanpa adanya dukungan dari sektor keuangan.

“Begitupun, sektor keuangan tidak akan tumbuh tanpa permintaan sektor riil. Oleh karenanya, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia memiliki tugas besar untuk menjadi motor pengembangan keuangan syariah,” ujarnya.

Masih kata Puteri, BSI diharapkan dapat berinovasi dengan mengembangkan produk dan layanan syariah sebagai bentuk pembeda model bisnis di industri perbankan. Juga untuk menjawab kebutuhan pasar yang ada saat ini.

“Potensi strategis ini sekaligus menjadi tantangan bagi Indonesia agar tidak hanya sekedar menjadi target pasar melainkan juga mampu menjadi pemain utama dalam industri halal global. Maka, BSI harus ambil bagian terbesar dalam mengembangkan ekosistem keuangan syariah yang terintegrasi dengan halal value chain,” katanya.

 

Leave a reply

Iconomics