
Daerah Didorong Gunakan Skema KPBU agar Tak Bergantung APBN atau APBD

Tangkapan layar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo/Iconomics
Skema pembiayaan proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) dinilai sebagai alternatif pembiayaan dalam membangun infrastruktur di daerah. Dengan skema itu pula suatu daerah dinilai bisa mandiri tanpa mengandalkan anggaran pendapatan belanja negara atau belanja daerah.
“Jadi, tidak hanya meminta-minta, selalu ada solusi, itu contoh PT SMI. Yang kedua yaitu obligasi daerah, ini dilaksanakan tenornya kira-kira 10 sampai 15 tahun dengan tingkat suku bunganya sampai dengan 10%, ini tergantung pada rating atau peringkat kemampuannya,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (29/10).
Selain itu, kata Ganjar, penambahan modal untuk pembangunan infrastruktur juga dapat diperoleh dari pinjaman daerah dengan bunga hingga 12%. Kemudian pilihan berikutnya juga dapat diperoleh dari KPBU.
Skema KPBU, kata Ganjar, memiliki tenor pinjaman antara 10 hingga 30 tahun dengan suku bunga 16% hingga 18%. Pembiayaannya bisa berasal dari mata uang lain dengan pertimbangan yang tergantung pada alokasi risiko yang ada.
“Maka, jika hari ini kita bisa membahas, rasa-rasanya, pengetahuan ini memang penting untuk kita bagikan sehingga masyarakat atau daerah ini bisa membangun infrastrukturnya dengan cepat,” ujar Ganjar.
Atas dasar itu, kata Ganjar, jika suatu daerah memiliki infrastruktur yang baik dan bagus, maka bisa diperkirakan investasi akan datang ke daerah tersebut. Karena itu, sebaiknya kolaborasi antar-pihak dapat diperkuat kembali sehingga mampu membawa dampak positif bagi masyarakat di sekitar lokasi tempat pembangunan itu berada.
“Inilah yang coba kita dorong sehingga infrastruktur ini betul-betul akan bisa mendukung percepatan pembangunan yang ada di daerah. Model-model KPBU ini akan bisa menjadi salah satu, sumber pembiayaan pembangunan yang ada di daerah dan kita menjadi melek,” ujar Ganjar.
Di Jawa Tengah, misalnya, kata Ganjar, beberapa pembangunan yang sudah dilakukan untuk menarik investasi. Semisal, pembangunan bandara di Kota Semarang, Purbalingga, Blora, dan Karimun.
Selanjutnya, ujar Ganjar, pihaknya fokus membangun kawasan industri di Jawa Tengah yang meliputi Semarang Raya, Cilacap, Kendal, dan Batang. Kawasan industri tersebut nantinya diharapkan dapat didedikasikan untuk bisa bersaing dengan negara-negara yang tumbuh pesat dari industri seperti Vietnam.
“Ada 4 saya siapkan untuk nanti mendorong, termasuk untuk sektor pariwisata sebenarnya. Biasanya kalau di situ infrastrukturnya bagus, pertumbuhan ekonominya juga akan bergerak dengan cepat,” katanya.
Leave a reply
