
Cerita Rusia soal Penyerangan ke Ukraina dan Pengusiran 12 Diplomat Mereka oleh AS

Tangkapan layar, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia/Iconomics
Pemerintah Rusia memastikan tindakan yang dilakukan di Ukraina merupakan operasi militer khusus. Dan itu tidak hanya menargetkan tempat-tempat tertentu semisal di Ukraina timur. Seperti yang disampaikan Presiden Vladimir Putin bahwa operasi militer khusus itu dilakukan di seluruh Ukraina.
“Untuk mengerti situas saat ini, kita harus mengerti dan kembali atas apa yang terjadi dengan konflik di Ukraina pada 2013 dan 2014. Konflik dan situasi di Ukraina memiliki sejarah panjang dan dimulai pada tahun-tahun (2013-2014) itu ,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia dalam keterangan resminya, Selasa (1/3).
Nebenzia mengatakan, pihaknya baru saja menerima informasi bawah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan yang “bermusuhan” dengan Rusia. Dan itu sungguh melanggar komitmen perjanjian yang mereka buat untuk PBB.
Menurut Nebenzia, pemerintah AS mengumumkan bahwa 12 orang diplomat Rusia diperintahkan meninggakan negara Uwak Sam itu pada 7 Maret mendatang. Berita pengusiran ini sungguh menyedihkan dan menunjukkan betapa AS tidak pernah berkomitmen terhadap perjanjian yang dibuat di PBB.
“Saya belum tahu siapa saja 12 diplomat itu, apakah termasuk saya. Ini berita buruk,” kata Nebenzia.
Nebenzia mengatakan, pihaknya belum mengetahui apa alasan pemerintah AS mengusir 12 diplomat Rusia itu. Dia berjanji akan mengumumkannya apabila sudah mengetahui informasi detail tentang pengusiran itu.
Kembali ke soal Ukraina. Menurut Nebenzia, konflik di sana memiliki sejarah panjang. Selepas terjadinya kudeta yang melanggar konstitusi, justru pemerintahnya menindas rakyatnya yang protes dan menentang kejadian itu. Pemerintah Rusia berupaya mengingatkan pemerintah Ukraina untuk mematuhi perjanjian.
Pemerintah Rusia, kata Nebenzia, berupaya keras untuk itu. Akan tetapi, sejak 2015, pemerintah Ukraina – tidak hanya menolak – justru melakukan sabotase terhadap pemerintah Rusia. Ukraina ingin membuat perjanjian itu sesuai dengan keinginan mereka.
“Mereka (Ukraina) membatalkan perjanjian. Dan Januari-Februari 2022, Barat mulai memperkuat dan mempersenjatai Ukraina. Juga pemerintah Ukraina mulai memobilisasi tentara di perbatasan (dengan Rusia). Mereka memprovokasi, menembaki dan membunuh orang. Presiden Putin lantas ambil keputusan berikan bantuan ke Donbas,” kata Nebenzia.
Leave a reply
