
Buntut Kasus Pinjol Mahasiswa IPB, Muhaimin Nilai Perlu Tingkatkan Literasi Finansial

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin/Istimewa
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar meminta kaum mahasiswa meningkatkan literasi finansial agar tidak terjebak dengan iming-iming dari pinjaman online. Literasi finansial bukan hanya saat di bangku kuliah, tapi juga harus dilakukan seumur hidup.
Menurut Muhaimin, semakin mudah seseorang memahami literasi finansial, maka kehidupannya dinilai akan semakin sejahtera karena bisa mengelola keuangan dengan baik. Karena itulah, mahasiswa sebaiknya membekali diri dengan literasi finansial.
“Paling tidak bisa untuk membentengi diri mereka sendiri, syukur-syukur bisa diajarkan juga ke masyarakat awam,” kata Muhaimin dalam keterangan resminya, Rabu (16/11).
Muhaimin mengatakan, berkaca dari kasus ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dan beberapa kasus di kampus lain yang terjerat pinjaman online, seharusnya dapat memberikan peringatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan literasi finansial. Karena itu, amat disayangkan kaum terdidik dari perguruan tinggi bisa menjadi korban dari pinjaman online.
Itu sebabnya, kata Muhaimin, pihaknya mendorong agar kasus tersebut bisa segera dituntaskan aparat penegak hukum. “Cukup disayangkan karena kasus pinjol ini terjadi di lingkungan kampus, di lingkungan kaum terdidik. Tapi indikasi penipuannya juga ada, dan ini perlu diusut tuntas aparat,” ujar Muhaimin.
Sementara itu, Rektor IPB University Arif Satria mengatakan, pihaknya mengklarifikasi kasus pinjaman online yang menimpa sejumlah mahasiswanya. Tepat pada 15 November lalu, pihak kampus mengundang mahasiswa yang tersangkut dengan kasus tersebut untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya.
Setelah itu, kata Arif, diperoleh informasi para mahasiswa tersebut merupakan korban dugaan penipuan transaksi pinjaman online. Dan, tidak terdapat transaksi yang bersifat individual yang dilakukan mahasiswa IPB serta ada sekitar 100 lebih mahasiswa IPB dari total sekitar 300 lebih korban yang merupakan mahasiswa perguruan tinggi lainnya.
“Artinya, ini bukan kasus berupa mahasiswa IPB University yang membeli barang, kemudian tidak bisa bayar. Namun, ini kasus yang diduga ada unsur penipuan dengan modus baru yang dilakukan satu oknum yang sama, yang sudah kita identifikasi dan dilaporkan ke polisi,” ujar Arif dikutip dari situs resmi IPB University.
Secara institusi, kata Arif, IPB akan melakukan langkah koordinasi dengan berbagai pihak termasuk kepolisian. Juga mendorong agar para mahasiswa dapat melaporkan kasusnya kepada pihak aparat penegak hukum.
“Kami telah berkoordinasi dengan kepolisian. Tentu dukungan kepolisian akan sangat penting untuk menyelesaikan kasus ini,” ujar Arif.
Lebih jauh, Arif menekankan agar kejadian ini tidak terulang kembali dan menjadi pelajaran bagi warga IPB University. Berdasarkan hal itu, IPB akan berupaya melakukan peningkatan literasi keuangan dan teknologi finansial kepada para mahasiswa.
Leave a reply
