Berguna untuk Substitusi BBM, Begini Kata Kementerian BUMN soal Produksi Etanol

1
441
Reporter: Rommy Yudhistira

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III meningkatkan produksi etanol yang berguna menggantikan sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) seperti dilakukan Brasil dan India. Apalagi nilai oktan (RON) etanol disebut mencapai hingga 130-an.

Dengan demikian, kata Menteri BUMN Erick Thohir, jika produksi etanol itu bisa dimanfaatkan dengan baik, maka pemerintah bisa memperbaiki keuangan negara. “Kita tahu sekarang banyak negara di dunia seperti Brasil ataupun India sudah mendorong etanol sebagai substitusi BBM,” kata Erick di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8).

Meski begitu, kata Erick, proses untuk meningkatkan produksi etanol membutuhkan memang perlu waktu panjang dan kebijakan yang tepat untuk mewujudkan program substitusi BBM itu. Akan tetapi, program-program substitusi BBM itu dinilai akan terwujud.

“Hasil produksi minyak kita dengan kualitas bagus kita bisa kirim ke luar. Kita mengimpor BBM yang kurang bagus, tetapi dicampur dengan etanol ron 30 itu menjadi BBM yang bisa kita pergunakan untuk apapun. Proses-proses ini memang kita perlu waktu, karena kita memang kebijakannya cukup dilema, tetapi kita yakini program-program penekanan BBM ini bisa terjadi,” ujar Erick.

Baca Juga :   Pansus Haji DPR Berang karena Ada Jemaah Bayar Rp 1,1 M untuk Jalur Kuota Khusus

Terkait masalah BBM ini, kata Erick, pihaknya masih menunggu penugasan dari pemerintah untuk mengimpor BBM demi kebutuhan petrokimia. Dan, kebutuhan petrokimia itu pula yang dinilai menjadi salah satu penyebab meningkatnya kebutuhan BBM dalam negeri.

“Karena bahan baku petrochemical itu salah satunya dari crude oil yang diturunkan menjadi plastik, baju, dan lain-lain. Ini equilibrium ini yang memang kita dorong,” kata Erick.

Berdasarkan itu, kata Erick, pihaknya akan mengkonsolidasikan data subsidi BBM agar penyalurannya tepat sasaran. Kementerian BUMN optimistis bahwa konsolidasi satu data bisa dilakukan seperti yang dilakukan lewat aplikasi PeduliLindungi sehingga penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran.

“Kalau memang ini bisa tepat sasaran saya setuju bagaimana subsidi ini jangan sampai salah sasaran kepada orang yang mampu. Tetapi, orang yang membutuhkan. Kita terus mendorong bagaimana BUMN ini bisa menekan daripada substitusi impor BBM atau memproduksi yang namanya BBM atau energi jenis baru,” tutur Erick.

Menanggapi pernyataan Erick itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR Sarmuji mengatakan, pihaknya menerima dan mengapresiasi kiner Kementerian BUMN karena menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Capaian itu sudah berlangsung selama 15 tahun sejak 2007 lalu.

Baca Juga :   Dukung Program 1.000 Manusia Bercerita, Pertamina Berbagi Aksi Nyata Jaga Kesehatan Mental Pekerja

 

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

1 comment

Leave a reply

Iconomics