
Bawaslu Gandeng Gen Z untuk Tangkal Hoaks di Pemilu 2024

Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia dan Organisasi Bawaslu Herwyn J. H. Malonda/Dokumentasi Bawaslu
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) berkolaborasi dengan berbagai pihak khususnya influencer generasi Z (Gen Z) yang populer untuk menjangkau masyarakat luas dan menyampaikan pesan tentang bahayanya hoaks dalam Pemilu 2024. Gen Z dinilai bisa menjadi aktor yang mampu membawa agenda pemberantasan hoaks.
Anggota Bawaslu Herwyn J.H. Malonda mengatakan, pihaknya berharap kalangan muda dapat meningkatkan kemampuan literasi digital dalam menangkal hoaks dan informasi yang mengandung ujaran kebencian. “Bawaslu terus merangkul para generasi muda untuk meningkatkan kemampuan literasi digital yang dapat memisahkan berita akurat yang sesuai fakta dan mana yang berita hoaks,” kata Herwyn beberapa waktu lalu.
Dalam upaya menangkal hoaks, kata Herwyn, Bawaslu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ada 2 hal pokok yang akan dilaksanakan dari perjanjian tersebut yakni soal literasi digital dan penanganan konten negatif di media sosial.
Menurut Herwyn, Bawaslu akan menganalisis apa saja yang masuk dalam kategori pelanggaran pemilu sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 280 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
“Mana kebebasan berekspresi, lalu mana konten negatif atau hoaks yang dapat merusak kredibilitas penyelenggaraan pemilu, merusak persaudaraan warga yang hidup rukun dan damai serta memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, untuk direkomendasikan kepada lembaga yang berwenang dalam tindaklanjutnya,” ujar Herwyn.
Lebih jauh Herwyn mengatakan, Bawaslu puna bekerja sama dengan sekolah dan kampus melalui koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan dinas pendidikan untuk memasukan literasi digital dan anti-hoaks ke dalam kurikulum.
Dari sisi internal, lanjut Herwyn, Bawaslu berupaya meningkatkan kualitas kader pengawasan partisipatif, khususnya yang berasal dari kalangan Gen Z melalui pelatihan. Lewat pelatihan tersebut, para kader akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi agen anti-hoaks yang efektif.
“Kami ingin adanya generasi muda yang kuat, yang dewasa dalam menyebarkan informasi, terciptanya generasi muda yang lebih berwawasan dan kritis dalam menerima informasi,” katanya.
Leave a reply
