Bawaslu Gandeng BSSN Resmikan CSIRT untuk Keamanan Siber Data Pengawasan Pemilu

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dengan menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmi membentuk Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber (CSIRT). Kehadiran CSIRT menjadi salah satu upaya Bawaslu melindungi dan menjaga data-data hasil pengawasan, penanganan pelanggaran, hasil penyelesaian sengketa proses dan data pelanggaran administrasi lainnya.

“Bawaslu CSIRT adalah upaya mitigasi dan temporer, di mana ada satu tim tanggap ketika ada gangguan siber. Berharap ke depan tidak ada lagi gangguan-gangguan keamanan siber,” kata Anggota Bawaslu Puadi dalam peluncuran CSIRT beberapa waktu lalu.

Puadi mengatakan, ada 3 alasan pembentukan CSIRT. Pertama, mencegah terjadinya pelanggaran hukum dan tindakan pencurian data pengawas pemilu Bawaslu. Kedua, menjaga keamanan data sebagai manifestasi tanggung jawab Bawaslu terhadap perlindungan data pribadi. Ketiga, untuk menjaga reputasi dan merawat kepercayaan publik terhadap Bawaslu.

“Bawaslu CSIRT sukses mendapatkan penguatan dan supervisi dari BSSN dan telah memenuhi kualifikasi hal ini juga dibuktikan dengan dikeluarkannya surat tanda registrasi (STR) dari BSSN,” ujar Puadi.

Sementara itu, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN Dominggus Pakel mengatakan, Bawaslu dan BSSN telah menjalin kerja sama sejak 2021 melalui pemanfaatan layanan sertifikasi elektronik. Peluncuran Bawaslu CSIRT diharapkan dapat menjadi embrio positif yang patut dijaga sebagai upaya meningkatkan keamanan siber nasional.

“Kami berharap Bawaslu CSIRT mampu mengelola sistem elektronik yang aman dan mampu mendukung peran sebagai badan pengawas peserta demokrasi yaitu pemilu di Indonesia. Semoga tim tanggap insiden yang terbentuk dapat bersinergi dalam meningkatkan keamanan siber di indonesia terutama pada sektor pemerintah,” kata Dominggus.