Anggota Komisi XI Ini Minta BI Kaji dan Analisis Pengembangan Mata Uang Digital

Anggota Komisi XI DPR Puteri Anetta Komarudin meminta bank sentral di Indonesia untuk mengkaji dan menganalisis rencana pengembangan mata uang digital, sebagaimana yang telah dilakukan di banyak negara. Sebab, merujuk hasil survei Bank of International Settlements (BIS) tahun 2021, 86% bank sentral di beberapa negara sedang meneliti tentang central bank digital currency (CBDC).

Kemudian, kata Puteri, pihaknya pun sedang menyoroti upaya Bank Sentral Spanyol yang menguji coba pengembangan mata uang Euro digital. Seperti diketahui Bank Sentral Spanyol bersama Cecabank, Abanca, dan Adhara Blockchain sedang melakukan simulasi untuk menggali potensi Euro digital di sektor perbankan.

“Setelah berjalan selama 4 bulan, apa saja hasil evaluasi dan tantangan Bank Sentral Spanyol terkait percobaan tersebut? Lalu, kapan kira-kira waktu yang tepat untuk menerapkan CBDC sepenuhnya di Spanyol?” kata Puteri dalam keterangannya pada Minggu (12/5) kemarin.

Soal informasi terbaru pengembangan rupiah digital, kata Puteri, Bank Indonesia (BI) masih melakukan pemilihan teknologi yang tepat untuk implementasinya. BI pun sedang mengerjakan proses akhir proof of concept tahap pertama.

“Selain itu, BI juga masih melakukan piloting dan simulasi terhadap penerapan rupiah digital secara internal,” tambah Puteri.

Berdasarkan hal tersebut, kata Puteri, Komisi XI berharap ada kerja sama yang terjalin antar-bank sentral dalam mengkaji kelayakan penerapan mata uang digital. Juga diharapkan adanya pertukaran informasi mengenai hasil pengujian, modeling, dan simulasi terkait CBDC.

“Dengan demikian, kita bisa saling mengetahui potensi dampak maupun risiko yang ditimbulkan dari penerbitan CBDC ini terhadap stabilitas keuangan, moneter, dan perekonomian kita,” katanya.