Anggota Komisi VII Minta Wacana Kenaikan Harga BBM Dihentikan, Ini Alasannya

0
265
Reporter: Rommy Yudhistira

Anggota Komisi VII DPR Mulyanto meminta pemerintah untuk menghentikan wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Soalnya, harga minyak dunia saat ini terus mengalami penurunan sehingga tidak ada alasan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

Menurut Mulyanto, bukan hanya PT Pertamina (Persero), Shell juga ikut menurunkan harga seluruh produk BBM-nya pada Kamis (1/9) lalu. Melihat tren ini, pemerintah seharusnya menghentikan wacana kenaikan harga BBM bersubsidi.

“Selain akan menimbulkan kepanikan, isu kenaikan harga BBM bersubsidi ini tidak produktif,” kata Mulyanto dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Mulyanto mengatakan, merujuk rumus yang ditetapkan pemerintah dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 62 K/12/MEM/2020, sudah sewajarnya BBM jenis umum seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengikuti harga pasar. Karena itu, pemerintah hanya perlu mengatur norma dasar penurunan harga.

Sementara yang menetapkan harga BBM jenis umum itu, kata Mulyanto, adalah operator. Adapun tugas pemerintah dalam hal ini, hanya melaporkan ketetapan harga yang telah dibuat operator.

Mulyanto melanjutkan, secara teknis aturan acuan perhitungan BBM di Indonesia yakni mengikuti harga publikasi means of platts Singapore (MOPS), yang menjadi acuan harga BBM untuk pasar minyak Asia. Perhitungan berdasarkan MOPS untuk September 2022 menggunakan harga rata-rata publikasi MOPS pada 25 Juli 2022 hingga 24 Agustus 2022.

Baca Juga :   Inilah Tips Buat Pebisnis untuk Bertahan di Bawah Wabah Corona

Secara perhitungan, kata Mulyanto, akan diambil rata-rata harga publikasi MOPS yang lebih rendah. Harga tersebut juga sudah termasuk dengan biaya perolehan, biaya penyimpanan, biaya distribusi, dan margin sebesar 10% dari harga dasar.

Sebagai informasi, berdasarkan situs resmi Shell Indonesia, penurunan harga BBM mencapai lebih dari Rp 2.000 per liter. Untuk jenis BBM Shell V-power dari Rp 18.300-18.400 per liter menjadi Rp 16.130-Rp 16.470 per liter. Sedangkan, penurunan harga BBM yang dilakukan oleh Pertamina untuk jenis Pertamax Turbo turun Rp 2.000 per liter, Dexlite Rp 700 per liter, dan Pertamina Dex turun Rp 1.500 per liter.

“Pemerintah sebaiknya tidak menaikkan harga BBM bersubsidi di tengah penurunan harga minyak internasional,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memastikan belum memutuskan apapun terkait dengan wacana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah disebut masih perlu mempertimbangkan beberapa aspek sebelum akhirnya mengambil keputusan.

“Semua masih dikalkulasi, dan hari ini akan disampaikan kepada saya, mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya,” kata Jokowi.

Baca Juga :   Sinergitas Bulog dan Id Food Dipertanyakan, Ini Jawaban Dirut Kedua Lembaga

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics