Anggota Komisi IV Ini Soroti Kebijakan Kedaulatan Pangan, Sementara Impor Naik Tiap Tahun

0
44
Reporter: Rommy Yudhistira

Anggota Komisi IV DPR ewan Perwakilan Yohanis Fransiskus Lema menyoroti kebijakan kedaulatan pangan pemerintah. Pasalnya, impor pangan yang dilakukan pemerintah terus meningkat dari tahun ke tahun

Sementara itu, kata Ansy, pemerintah masih saja fokus terhadap ketahanan pangan. Padahal, merujuk kepada konstitusi, pemerintah seharusnya mewujudkan kedaulatan pangan.

“Kita tidak boleh tergantung kepada impor dari luar terus. Persoalan hari ini belum bisa dijelaskan seluruh stakeholder yang mengurus tentang pangan. Terutama beras ini,” kata Ansy di Kompleks Pergudangan Bulog, Sangiang, Tangerang, Senin (1/4).

Untuk menuntaskan permasalahan tersebut, kata Ansy, membutuhkan analisis yang tepat dalam membuat sebuah kebijakan. Karena itu, menjadi heran mengapa Bulog tak mampu menyerap gabah petani dalam jumlah yang banyak.

“Ini yang selalu menjadi ketegangan antara aspek hulu dan hilir, sedangkan rakyat yang mengalami penderitaannya,” ujar Ansy.

Begitu pula koordinasi antar-lembaga negara, kata Ansy, masing-masing masih berjalan sendiri-sendiri. Hal itu dinilai sebagai penyebab masih adanya persoalan impor beras yang terjadi hingga saat ini.

Baca Juga :   Indonesia-UEA Tandatangani IUAE-CEPA, Mendag Beberkan Manfaatnya, Apa Saja?

Sementara itu, kata Ansy, kesejahteraan petani justru semakin menurun dan konsumen dipaksa membeli bahan pokok dengan harga yang relatif mahal. Ini menjadi akibat ketidakberhasilan pemerintah mengelola kebutuhan masyarakat tersebut.

“Jadi, kalau saya melihat, Bulog selama ini hanya melakukan kerja-kerja penyelamatan agar kemudian stabilisasi harga ini bisa berjalan dan seolah-olah stabilisasi itu hanya bisa dilakukan melalui importasi,” ujarnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengungkapkan pada Januari 2024, pemerintah mengimpor beras senilai US$ 279,2 juta, naik 135,12% bila dibandingkan nilai impor beras pada Januari 2023 yang sebesar US$ 118,7 juta.

Secara keseluruhan pada Januari 2024, nilai impor berbagai komoditas ke Indonesia mencapai US$ 18,51 miliar, naik 0,36% dibandingkan Januari 2023.

“Impor beras tersebut utamanya berasal dari Thailand senilai US$ 153 juta, kemudian dari Pakistan senilai US$79,3 juta, dan dari Myanmar senilai US$ 23,98 juta,” ujar Amalia.

 

Leave a reply

Iconomics