Wirausaha Wanita Dari Generasi Baby Boomer Hingga Milenial

0
1314
Reporter: Redaksi Iconomics/Ninda

Perubahan zaman, berubah pula peradabannya. Keterlibatan wanita dalam bisnis dan ekonomi semakin berkembang membesar. Semakin banyak wanita yang menduduki posisi strategis di perusahaan, dan semakin banyak juga entrepreneur wanita (womanpreneur) di Indonesia.

Dalam perjalanannya, dunia entrepreneur selama ini, dominansi pria dalam industri yang secara nyata turut membentuk fenomena glass ceiling, yang jelaskan oleh Adair (2009) bahwa perempuan cenderung sulit mencapai prestasi tinggi dalam karirnya. Hal ini disebabkan pria yang dianggap lebih tangguh dalam menghadapi dunia usaha kerap bersinggungan dengan hal-hal yang keras seperti persaingan dan dibutuhkan mental kuat sehingga jumlah perempuan pengusaha lebih sedikit.

Namun, perlahan tapi pasti. Wirausahawati (womanpreneur) terus bertambah dengan sebaran industri yang semakin meluas. Berikut sejumlah nama yang dapat dianggap sebagai pelopor keberhasilan pengusaha perempuan di Indonesia karena mampu mengembangkan brand usahanya menjadi besar serta mempertahankannya dalam jangka waktu yang panjang.

Mooryati Soedibyo

Mooryati Soedibyo adalah pendiri perusahaan kosmetik dan jamu tradisional Mustika Ratu yang didirikan pada tahun 1975, serta pencetus kontes Putri Indonesia yang digelar hingga sekarang.

Mustika Ratu telah berhasil menembus pasar global seperti ke Kanada, Amerika Serikat, Irak dan sejumlah negara di Eropa dan Asia lainnya. Pendiri Mustika Ratu ini melegenda menjadi Sang Empu Jamu yang diakui hingga skala internasional.

Baca Juga :   Menjadi Wanita Karir, Kenapa Ngga? Yuk Simak Tips Menjadi Wanita Karir yang Sukses

“Sebagai warga negara Indonesia yang mengalami hidup di empat zaman, yaitu zaman kemerdekaan, zaman orde lama, zaman orde baru dan zaman reformasi saat ini, tentu merasakan segala denyut dan dinamika bangsa ini. Bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar, kekayaannya melimpah, dan bangsa yang memiliki kebudayaan yang kaya. Rawatlah kebudayaan kita yang kaya ini, rawatlah kebudayaan kita yang beragam ini. Kepada para generasi milenial, dunia sudah berubah, kini memasuki digital society era, penuh tantangan dan lain-lain, tetapi jangan pernah menanggalkan kebudayaan luhur bangsa ini,” kata Mooryati saat perayaan ulang tahun ke-92 pada tahun lalu.

Martha Tilaar

Martha Tilaar menggeluti bidang yang sama dengan Mooryati Soedibyo. Martha Tilaar mendirikan usaha produk kosmetik dan jamu tradisional pada tahun 1977 dibawah nama brand Sari Ayu yang masih bertahan hingga sekarang.

Josephine Komara

Josephine Komara atau dikenal dengan Obin adalah pemilik gerai batik Bin House sejak tahun 1986. Hasil karya batik buatannya tersebar di berbagai negara seperti Jepang, Singapura, Amerika, Eropa dan Timur Tengah.

Baca Juga :   CEO Wanita Bertambah, Bagaimana Level Manajemen yang Lainnya?

Kartini Muljadi

Kartini Muljadi adalah pemilik dari Tempo Group, perusahaan induk PT. Tempo Scan Pasific yang memproduksi farmasi, consumer goodsdan kecantikan. Nama Kartini Muljadi masuk dalam jajaran orang terkaya dalam Forbes.

Susi Pudjiastuti

Meski bidang usahanya belum selama pengusaha-pengusaha di atas, Susi Pudjiastuti semakin populer saat dan setelah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja 2014-2019. Susi Pudjiastuti merupakan pengusaha ekspor hasil perikanan yang didistribusikan melalui PT. ASI Pudjiastuti Marine Product yang didirikan tahun 1996. Selain itu, Susi juga menggeluti bisnis maskapai penerbangan yakni PT. ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air.

Selain nama-nama tersebut ada pula sejumlah nama pengusaha wanita lainnya yang tergolong wirausahawati startup yang termasuk kalangan milenial. Sebagian besar dari mereka membangun bisnisnya berbasis teknologi/digital. Siapa saja mereka?

Diajeng Lestari

Diajeng Lestari merupakan CEO e-commerce kebutuhan Muslimah dengan nama brand HijUp yang diluncurkan 2011. Kesuksesan mendirikan HijUp membuatnya terpilih masuk dalam Islamica 500 sebagai pebisnis muslim paling berpengaruh di dunia.

Merrie Elisabeth dan Ninda Ramandiani

Merrie Elisabeth dan Ninda Ramandiani adalah pemilik salon terkemuka Blobar salon yang kini berubah nama menjadi Quo Studio. Merie Elisabeth sempat masuk Forbes dalam kategori retail dan E-commerce tahun 2016.

Baca Juga :   Inisiatif Sosial Blibli untuk Kaum Perempuan Lewat Bakers Go Pink x Blibli

Helga Angelina Tjahjadi

Helga Angelina Tjahjadi sempat masuk Forbes tahun 2016 dalam kategori culinary-arts atas prestasinya sebagai pendiri dan managing director dari restoran Burgreens, pionir makanan vegan di Indonesia. Restoran Burgreens memiliki 10 cabang  disekitar Jakarta, Tangerang dan Bandung serta akan segera meluncurkan platform aplikasi.

Carline Darjanto

Carline Darjanto adalah pemilik brand fashion onlineCotton Ink yang diluncurkan tahun 2008. disebut Forbes sebagai pendiri label fashion keren asal Indonesia.

Nabilah Alsagoff

Nabilah Alsagoff disebut sebagai pelopor transaksi non-tunai di Indonesia. Aplikasi Doku didirikan olehnya sejak tahun 2008.

 

 

 

Sumber pustaka

Adair, Carole K. 1999. Cracking The Glass Ceiling:Factors Influencing Women’s Attainment of Senior Executive Position.Universal-Publisher.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics