
Sering Gonta Ganti Pekerjaan, Begini Saran Direktur Keuangan Jasa Raharja untuk Para Milenial dan Gen Z

Kementerian BUMN dan IFG mengukuhkan pemberhentian dengan hormat M Myland sebagai Direktur Keuangan Jasa Raharja/Foto: Dok. Jasa Raharja
Para milenial dan Generasi Z sering sekali pindah-pindah perusahaan tempat bekerja, bahkan tak jarang ada diantaranya yang banting stir dari satu bidang pekerjaan ke bidang lainnya. Fonemena berpindah-pindah pekerjaan dalam waktu singkat ini disebut juga job-hopping.
Terlepas dari berbagai alasan orang gonta-ganti pekerjaan dalam waktu singkat, menurut Myland, Direktur Keuangan Jasa Raharja, untuk sukses dalam karir anak-anak muda yang hendak terjun ke dunia kerja mesti mengenal passion dirinya. Pilihan profesi baiknya memang mengikuti passion itu. Nah, setelah itu tekuni profesi itu hingga menjadi expert.
Myland sendiri selama perjalanan karirnya hanya di sektor keuangan, lebih khusus lagi industri asuransi. Sebelum menjadi direktur keuangan di perusahaan asuransi sosial, Jasa Raharja, ia lama berkarir di perusahaan asuransi komersial AXA Mandiri Financial Services.
Memulai karir dari level bawah, Myland pernah menduduki sejumlah posisi puncak di AXA Mandiri Financial Services, seperti Direktur Distribusi (2006-2009), hingga pernah menjadi Group Head / Executive Vice President di Distribution Strategy Group Head / Executive Vice President di Distribution Strategy Group pada tahun 2015-2018, sebelum ditunjuk pemerintah sebagai Direktur Keuangan PT Jasa Raharja pada tanggal 18 Januari 2018.
Di Jasa Raharja selain menjadi direktur keuangan, Myland juga dipercaya menjadi Presiden Komisaris PT Jasa Raharja Putera, anak perusahaan Jasa Raharja yang bergerak di asuransi komersial.
Myland menyayangkan anak muda atau milenial dan gen Z yang tak betah lama di suatu pekerjaan. Padahal, mengasah skill membutuhkan waktu lama.
“Saya punya anak juga begitu, dia bilang satu tahun itu sudah terlalu lama di sebuah perusahaan. Padahal, sebenarnya kita butuh waktu untuk meningkatkan skill kita,” ucap Myland dalam wawancara dengan The Iconomics, Senin, (16/1).
Apabila milenial dan gen Z sering berpindah-pindah perusahaan maupun bidang pekerjaan, maka Myland menyebut nanti kemampuan yang dimiliki menjadi terlalu generalis.
“Dia terlalu banyak tau, tetapi sedikit gitu (kurang dalam). Jadi, kalau kita sudah tau kita dalami bidang itu kemudian kita perdalam terus sehingga kita menjadi ahli di sana,” lanjutnya.
Industri saat ini pun membutuhkan orang-orang yang memang ahli dan memiliki skill tertentu yang menjurus pada suatu bidangnya.
Selain keahlian, Myland menyarankan anak-anak muda untuk mengumpulkan jejaring atau networking. Apabila sudah memiliki keahlian dan memiliki jaringan yang luas, biasanya akan cepat menyebar atau mendapatkan pekerjaan.
“Jadi orang jadi tau, orang butuh keahlian ini, orang akan langsung ingat ‘oh kalo itu dia yang punya ahli itu’. Jadi, dari jaringan itu dan keahlian yang dimiliki itu bisa membuat kita lebih kompetitif di market,” pungkasnya.
Leave a reply
