
Rekrut Banyak Agen Milenial, Strategi Allianz Life untuk Tumbuh Terus

Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia/Iconomics
Meski pemasaran melalui saluran digital sudah menjadi tren, tetapi PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) masih tetap mengandalkan saluran tradisional yaitu jalur keagenanan (agency) untuk memasarkan produk-produk asuransinya. Oleh karena struktur demografi Indonesia saat ini didominasi oleh kelompok usia milenial (lahir 1980-2000), Allianz Life pun lebih banyak merekut agen dari kelompok usia ini.
“Sejak tahun 2018 kita luncurkan suatu program namanya Allianz Life Changer. Itu khusus untuk merekrut agen-agen milenial,” ujar Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia, saat ditemui di Allianz Tower, beberapa waktu lalu.
Karin mengatakan program Life Changer ini diluncurkan karena Allianz menyadari kelompok milenial adalah segmen pasar yang besar. “Kita merasa kita harus masuk ke pasar ini juga melalui agen-agen yang milenial karena potensinya ada di sana,” ujarnya.
Dari sekitar 27.000 jumlah agen Alliaz Life per akhir tahun lalu, lebih dari separuhnya adalah milenial. “Hingga akhir tahun lalu itu lebih dari setengah agen-agen di Allianz itu adalah berusia di bawah 35 tahun. Jadi sudah konsisten dengan rencana kita yaitu ingin mengembangkan pasar milenial,” ujarnya.
Merekrut banyak agen milenial ini, jelasnya adalah strategi perusahaan untuk terus tumbuh. Apalagi saat ini, penetrasi asuransi di Indonesia masih kecil sehingga ruang untuk tumbuh masih lebar.
“Salah satu yang kita harapkan [yang] bisa jadi andalan kita untuk growth itu adalah agency rekrutmen karena masyarakat Indonesia memang masih menyukai metode face to face, berkonsultasi dengan agennya. Jadi kita melihat potensi untuk bisa berkembang itu masih sangat tinggi,” ujar Karin.
Selain melalui agen, saluran pemasaran lainnya yang digunakan Allianz Life untuk bisa bertumbuh adalah bancassurance atau melalui kemitraan dengan bank. Saat ini, Allianz Life sudah memiliki tiga mitra bank untuk memasarkan produk asuransinya yaitu HSBC, Maybank dan BTPN. “Dalam waktu dekat kita juga akan mengumumkan bank patner yang baru,” ujarnya.
Terkait bancassurance ini, ia mengatakan produk yang ditawarkan di masing-masing mitra bank berbeda-beda sesuai dengan karakteristik nasabah dari bank tersebut.
“Untuk HSBC selama ini kita sasar nasabah segmen premier banking di HSBC. Mayoritas didominasi produk unit link tetapi ada juga beberapa produk yang tradisional. Nah yang terbaru produknya yang kita luncurkan awal tahun ini untuk bank HSBC itu namanya Join Life Care. Itu produk pertama di Indonesia di mana untuk polis ada tertanggung untuk suami istri. Memang menyasar segmen milenial,” ujarnya.
Di Maybank, jelasnya, Allianz masuk ke berbagai segmen bank tersebut. “Ada premier banking-nya, juga ada di mass banking dan juga yang terakhir telemarketing yang baru kita mulai di awal tahun ini. Untuk Maybank kita mengikuti direction dari bisnis patner kita dan kita bantu membuatkan produk-produk yang kita disain bersama-sama antara tim Allianz bersama dengan tim produk di Maybank,” jelasnya.
Seperti HSBC dan Maybank, di BTPN menurutnya, Alliaz Life juga mendisain produk yang denga profil nasabah BTPN. “Di BTPN mayoritas unit link, jugaada syariah dan ada emerging consumer,” ujarnya.
Dengan dua saluran pemasaran ini, Karin mengatakan Allianz Life menargetkan pertumbuhan dobel digit pada tahun ini, baik pertumbuhan premi maupun jumlah nasabah dan tertanggung. “Kita ingin bisa berkembang lebih pesat daripada market growth,” ujarnya.
Leave a reply
