
Harbolnas 2019 Siap Tembus Rp8 Triliun, Kenapa Optimistis?

Peluncuran Harbolnas 2019/The Iconomics
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Ignatius Untung menyebutkan nilai transaksi untuk penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) untuk tahun 2019 akan mencapai Rp8 triliun. Nilai tersebut lebih besar 7,64% dari tahun 2018 yang nilai transaksinya tercatat sebesar Rp6,8 triliun.
“Kami optimistis angka Rp 8 triliun bisa dicapai. Target ini enggak muluk-muluk tapi kami optimistis bisa dicapai,” tandas Ignatius di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Senin (09/12/2019).
Ignatius mengatakan bahwa pihaknya optimistis target tahun ini bisa tercapai dikarenakan adanya partner baru sebagai fasilitator pembayaran, yakni LinkAja. Menurutnya, tahun ini menggandeng 1 partner baru yakni LinkAja.
Ignatius juga menjelaskan bahwa terdapat lebih dari 300 perusahaan merchant yang telah mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam program kegiatan Harbolnas. Setelah proses seleksi yang dilakukan oleh pihaknya, hanya 235 perusahaan yang diizinkan untuk ikut serta.
“Sisanya kita tidak loloskan karena masalah komitmen terhadap perlindungan konsumen tidak bisa dipenuhi. Ada juga perusahaan yang mungkin punya situs tapi transaksinya tidak bisa dilakukan secara online,” ungkapnya.
Pesta diskon belanja online ini diadakan selama dua hari. Hari pertama, 11 Desember 2019, difokuskan pada produk lokal. Lalu hari kedua, 12 Desember 2019, untuk produk campuran, baik lokal maupun yang dari luar negeri. Konsep ini juga diterapkan pada ajang Harbolnas 2018 lalu.
Untuk tahun ini, IdEA juga telah mengundang perusahaan-perusahaan online merchantyang menjual produk-produk hasil alam seperti Tani Hub, Brambang.com, dan Sayur Box. Dengan partisipasi ketiga merchant tersebut dalam ajang Harbolnas ini, diharapkan bahwa perdagangan melalui e-commerce juga telah memiliki peran dalam mendorong sektor riil dan juga pelaku usaha yang berada di daerah.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan potensi industri perdagangan online masih sangat besar di Indonesia, yang diproyeksikan akan terus tumbuh hingga mencapai US$6,53 triliun pada 2023. Menurut Agus, potensi dari industri ini harus dapat dimanfaatkan terus dalam upaya meningkatkan konsumsi produk lokal dan penguatan ekspor produk nusantara di pasar global.
“Melalui kolaborasi bersama, kita dapat mendukung peningkatan konsumsi produk lokal dan penguatan ekspor Indonesia dengan perdagangan online sesuai dengan keahlian kita masing masing. Kementerian Perdagangan sangat optimistis pertumbuhan ekspor Indonesia hingga dua digit pada tahun 2020 dapat terwujud,” jelas Agus.
Leave a reply
