
Gen Z Tergantung Pinjol, Dirut BRI Finance Ungkap 3 Faktor Penyebab

Direktur Utama BRI Finance Wahyudi Darmawan/Iconomics
Temuan dari riset Inventure pada tahun 2024 menunjukkan 34% dari generasi Z telah memanfaatkan pinjol untuk berbagai kebutuhan, namun sebagian besar penggunaannya berhubungan dengan gaya hidup konsumtif.
Riset Inventure 2024 mengungkap bahwa 61% responden Gen Z menggunakan pinjol untuk membeli gadget, sementara 35% lainnya memanfaatkan pinjaman untuk belanja kebutuhan fashion seperti baju, sepatu, dan tas. Selain itu, 23% dari Gen Z memanfaatkan pinjol untuk kegiatan rekreasi seperti nongkrong dan liburan.
“Temuan ini mencerminkan kecenderungan unik di kalangan Gen Z yang lebih memprioritaskan gaya hidup masa kini tanpa memikirkan dampak finansial di masa depan,” kata Gilang Brilian, Senior Business Analyst.
Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan menambahkan bahwa ketergantungan Gen Z pada pinjol didorong oleh tiga faktor utama. Pertama, rendahnya literasi keuangan di kalangan mereka. Kedua, adanya tekanan sosial yang tinggi atau Fear of Missing Out (FOMO). Ketiga, kemudahan akses terhadap pinjaman online yang jauh lebih sederhana dibandingkan produk keuangan lainnya.
“Berbeda dengan layanan seperti pay later atau kartu kredit yang diatur dengan regulasi ketat, pinjol masih memiliki celah dalam regulasi dan transparansi, yang membuatnya lebih mudah diakses oleh masyarakat, khususnya generasi muda,” jelas Wahyudi.
Alhasil, dari fenomena ini yaitu gaya hidup konsumtif dan karakteristik Gen Z yang identik dengan seeking new experience namun tidak disertai dengan literasi keuangan yang memadai dan kemudahan akses, Gen Z kerap terjebak dalam siklus utang yang sulit dihindari, mengakibatkan risiko jangka panjang pada stabilitas keuangan mereka.
Leave a reply
