
Tate & Lyle Hadirkan Pusat Inovasi dan Kolaborasi Baru bagi Pelanggan di Indonesia

Tate & Lyle PLC (Tate & Lyle) membuka Pusat Inovasi dan Kolaborasi untuk Customer di Jakarta, pada Selasa, 27 Juni.
Tate & Lyle PLC (Tate & Lyle), perusahaan global yang menghadirkan solusi bahan makanan dan minuman yang lebih sehat, membuka Pusat Inovasi dan Kolaborasi untuk Customer di Jakarta, pada Selasa, 27 Juni.
Peresmian ini menandai tonggak penting dalam strategi pertumbuhan Tate & Lyle untuk memperluas kehadirannya di wilayah Asia Pasifik, khususnya di Indonesia, pasar yang telah dijajaki lebih dari satu dekade.
Dengan fasilitas baru ini, yang terdiri dari gabungan kantor dan laboratorium, Tate & Lyle hadir untuk mendukung gaya hidup sehat di Indonesia dengan inovasi solusi bahan makanan berbasis sains.
Acara peresmian ini dihadiri oleh jajaran direksi Tate & Lyle, para customer di bidang industri makanan dan minuman, serta para pemimpin industri, nutrisi, dan bisnis.
Di fasilitas barunya yang berlokasi di Jakarta Pusat, customer Tate & Lyle akan mendapatkan dukungan untuk menciptakan produk makanan dan minuman baru atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Para pakar teknis, komersial, dan sales Tate & Lyle yang berbasis di Jakarta dan para customer akan terus mendapatkan dukungan dari jejaring spesialis dan para ahli global Tate & Lyle di bidang nutrisi, regulasi, serta formulasi bahan makanan.
“Sebagai perusahaan global yang telah beroperasi sejak 1859, Tate & Lyle sebagai ahli dalam membantu produsen makanan dan minuman untuk membuat makanan yang lezat menjadi lebih sehat dan makanan yang sehat menjadi lebih lezat. Itulah mengapa kami sangat antusias membuka Pusat Inovasi dan Kolaborasi Customer kami di Indonesia hari ini yang merupakan salah satu dari 17 laboratorium global unggulan kami. Berlokasi di Jakarta Pusat, tim lokal kami akan membantu produsen makanan dan minuman untuk memanfaatkan bahan baku unggulan dan kemampuan formulasi kami di bidang pemanis, tekstur, dan fortifikasi untuk menciptakan produk makanan dan minuman dengan kandungan gula, lemak, dan kalori yang lebih rendah, serta dengan manfaat gizi tambahan, seperti serat dan protein nabati,” jelas Nick Hampton, CEO Tate & Lyle dalam keterangan pers.
“Ini adalah investasi terbaru Tate & Lyle di Asia Pasifik, setelah mengakuisisi bisnis stevia terkemuka di China pada 2020, mengakuisisi produsen tepung tapioka di Thailand pada 2021, dan mengakuisisi perusahaan serat prebiotik global yang berbasis di China pada 2022,” tambah Hampton.
Hadir pula dalam acara peresmian hari ini, Staf Ahli Ekonomi Makro Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia, Iwan Suryana. Pihaknya mengapresiasi hadirnya Tate & Lyle di Indonesia untuk mendukung industri makanan minuman Tanah Air dengan potensi yang sangat besar.
“Industri makanan minuman masih akan terus meningkat. Makanan minuman bukan hanya untuk manusia hidup, tetapi juga supaya manusia menjadi sehat. Kami melihat Tate & Lyle membantu perusahaan mengurangi penggunaan gula dan kalori, sehingga makanan dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan bisa memberikan kontribusi bagi Kesehatan masyarakat,” ujar Iwan.
Global Head of Nutrition, Regulatory, and Scientific Affairs at Tate & Lyle, Kavita Karnik, M.Med. Sci., PhD, menyampaikan terdapat sejumlah bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pemanis rendah atau tanpa kalori dapat membantu orang mengurangi asupan kalori dan gula untuk berat badannya sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.
“Selain mengurangi gula dengan sangat efektif, kami juga memberikan manfaat kesehatan tambahan, seperti membantu menjaga glukosa darah dan membuat kita merasa kenyang lebih lama, sehingga dapat membantu menjaga berat badan. Berdasarkan sains dan hasil kolaborasi riset multinasional yang kami kembangkan, serat pangan dapat memberikan manfaat yang lebih luas, mulai dari kesehatan otak hingga kesehatan metabolisme serta mengurangi risiko yang lebih rendah terkena penyakit tidak menular, seperti diabetes tipe 2, itulah sebabnya kami memprediksi bahwa serat pangan akan menjadi tren yang semakin berkembang di Indonesia,” ujar Kavita.
Leave a reply
