Shell Indonesia Penetrasi ke Kota Lapis Kedua dengan SPBU Modular

Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi terus tumbuh sejalan dengan populasi kendaraan bermotor yang meningkat menjadi peluang bisnis untuk membangun Stasiusn Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga kota-kota lapis kedua.

PT Shell Indonesia, salah satu operator SPBU di Indonesia dalam dua tahun terakhir ini pun tak hanya gencar membangun SPBU baru di kota-kota besar, tetapi juga sudah melakukan penterasi ke kota-kota lapis kedua.

Bila di kota-kota besar Shell Indonesia membangun SPBU kovensional, khusus di kota-kota lapis kedua, Shell membangun model SPBU modular yang memiliki kapasitas tanki 12.000 liter.

“Sejak dua tahun ke belakang, sejak 2019 akhir, kita sudah mulai mengembangkan yang namanya SPBU Shell Modular. SPBU Shell Modular ini memang kita buka dan kita persiapkan untuk memungkinkan Shell menjangkau lebih banyak ke kota-kota lapis kedua,” ujar Agung Saputra Head of Dealer Owned Network Shell Indonesia, disela-sela acara buka puasa bersama media, Kamis (5/5).

Agung mengatakan SPBU Shell Modular ini merupakan bagian dari program kemitraan Dealer Owned Dealer Operated (DODO). Melalui program kemitraan DODO ini, Shell Indonesia membuka kesempatan bagi pengusaha baik di kota besar maupun di daerah untuk memiliki dan mengoperaskan SPBU Shell.

Sampai saat ini, SPBU Modular yang sudah beroperasi sebanyak 5 SPBU yang berada di Serang, Karawang, Cirebon dan Jombang. Kelima SPBU Modular ini merupakan bagin dari 20 SPBU Shell DODO. Total SPBU Shell saat ini, termasuk DODO, adalah 145 unit.

Bagi pengusaha yang tertarik untuk memiliki SPBU Shell Modular, investasi yang disiapkan adalah Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar dan memiliki tanah di pinggir jalan raya seluas 1.000-1.300 meter persegi, dengan lebar depan minimial 25 meter. Calon mitra harus sudah memiliki badan usaha baik berbentuk PT maupun koperasi.

“Jika lokasinya sudah diinisiasi dan sudah di-review oleh Shell, sudah cocok kedua belah pihak, dari sisi potensinya, risiko dan opportunity juga, maka akan ada perjanjian kerja sama yang akan ditandatangani dengan Shell,” ujar Agung.

Saat ini, untuk pengembangan SPBU Shell Modular ini memang masih terbatas di beberapa kota lapis kedua di Jawa dan Sumatera Utara. Kriteria kota lapis kedua yang dipilih adalah memiliki arus lalulintas tidak terlampau banyak, kepadatan penduduk relatif sedang. Kemudian, dari sisi Shell sendiri untuk menjamin pengigiraman BBM secara aman dan konsisten, maka kota lapis kedua yang dipilih adalah kota-kota yang tidak jauh dari depo BBM Shell. Saat ini depo BBM milik Shell berada di 4 lokasi yaitu Kuala Tanjung untuk memasok BBM di wilayah Sumatera Utara; Tanjung Priok untuk memasok BBM di Jabodetabek, Jawa Barat hingga Jawa Barat; Merak untuk memasok BBM di Banten, Jabodetabek dan Jawa Barat dan depo BBM Gersik untuk memasok BBM wilayah Jawa Timur.

“Jadi kita juga berhati-hati dalam memilih kotanya memastikan bahwa BBM tersebut tetap diantar secara aman dan kita bisa menunaikan janji kita kepada mitra bahwa pengantaran BBM itu on time dan in full,” ujar Agung.

Kreteria lainnya adalah ketersediaan BBM non subsidi di daerah tersebut masih terbatas.

Dalam membuka SPBU Shell Modular ini, Shell memberikan dukungan penuh kepada mitra yang sudah memenuhi syarat. Pemilihan dan perencanaan lokasi dilakukan dengan cermat untuk menjamin bisnisnya bisa balik modal setidaknya dalam waktu lima tahun.

“Dukungan yang kita berikan sifatnya end to end dari mulai dipilih lokasinya, kemudian persiapan pembangunannya, perizinan kita bantu monitor, lalu pelatihan juga sampai persiapan dibuka SPBU-nya sendiri,” ujar Agung.

Di lokasi SPBU, selain menjual BBM, mitra juga bisa membuka usaha lainnya non BBM seperti bengkel dan lain-lain tanpa dipungut royalti. Dari segi brand yang dijual, juga tidak dibatasi. “Brand lokal sangat kita berikan kesempatan untuk bermitra dengan kami di SPBU milik dealer ini,” ujar Agung.