
Naungi Beragam Industri, Erick Thohir Resmikan Holding Danareksa

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Ercik Thohir (kanan) dan Direktur Utama PT Danareska (Persero) Arisudono Soerono meresmikan peluncuran holding BUMN spesialis transformasi, PT Danareksa (Persero), Rabu (20/7).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan peluncuran PT Danareksa (Persero) Tbk sebagai holding BUMN spesialis transformasi pertama di Indonesia berskala dan berstandar global. Pada tahap pertama, holding ini terdiri atas 10 aggota dengan beragam sektor industri di dalamnya.
“Di era perubahan yang terjadi ini, saya mengharapkan Danareksa membuat terbosan-terobosan terus. Kami dari Kementerian full mendukung Danareksa menjadi holding transformasi terbaik di Indonesia bahkan di dunia,” ujar Erick Thohir saat peresmian peluncuran holding Danareksa, Rabu (20/7).
Pada tahap pertama, PT Danareksa (Persero) terdiri atas 10 perusahaan yaitu PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada direksi dan komisaris anak-anak perusahaan holding yang bisa legowo membuka diri bahwa kita harus bersinergi menjadi sebuah kekuatan, tidak berdiri sendiri satu dan lainnya,” ujar Erick.
Erick mengatakan transformasi yang dijalankan BUMN sudah membuahkan hasil. Dengan efisiensi, konsolidasi dan Good Corporate Governance yang baik, transformasi BUMN telah memberikan kontribusi kepada pendapatan negara sebesar Rp1.198 triliun dalam tiga tahun terakhir, berupa pajak, bagi hasil dan dividen.
Dari sisi kinerja keuangan, laba bersih konsolidais BUMN, tambah Erick meningkat dari Rp13 triliun menjadi Rp124 triliun. “Ini loncatan yang luar biasa karena kerja keras kita bersama-sama, bukan kerja individu,” ujarnya.
Rasio utang terhadap modal yang diinvestasikan, menurut Erick juga menurun dari 39% menjadi 35%. “Artinya, image yang dibilang BUMN banyak utang, salah. Kalau kita di private sector, kebetulan dulu saya juga pengusaha, modal itu biasanya lebih kecil daripada utang, 30:70. Ini kebalik. Jadi, kita jangan kejebak persepsi. Ini fakta dan data,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Arisudono Soerono, Direktur Utama PT Danareska (Persero) menjelaskan holding Danareksa diinisiasi pada 9 September 2020 saat direktur utama 40 BUMN dikumpukan di Plaza Mandiri oleh Menteri BUMN. Pada saa itu, dalam arahannya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan rencana pembentukan kluster PPA Danareksa.
Gagasan mengenai holding Danareksa ini kemudian mendapatkan dukungan dari Presiden RI, melalui rapat pimpinan terbatas pada 8 Maret 2021 yang kemudian menjadi awal dari dimulainya proses pembentukan holding Danareksa.
“Holding Danareksa adalah holding yang unik. Bila holding BUMN yang lain pada umumnya bergerak di satu sektor industri, holding Danareksa justru menaungi beragam sektor industri,”ujar Arisudono.
Holding Danareksa ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.7 tahun 2022 yang diterbitkan pada 24 Januari 2022. Selanjutnya, pada 24 Juni 2022 akta inbreng ditandatangani.
Menurut Arisudono, sesuai peta jalan Kementerian BUMN, masih ada enam BUMN lagi yang akan bergabung ke Danareksa pada tahap kedua nanti. Renananya tahap kedua ini juga akan dilakukan pada tahun ini.
Anggota holding Danareksa pada umumnya adalah BUMN dengan skala kecil dan menengah. Rata-rata asetnya hanya Rp3,5 triliun. Total jumlah aset konsolidasi setelah menjadi holding mencapai Rp49,1 triliun.
Leave a reply
