Direktur Allianz: Inovasi sebagai Kunci Sukses Kinerja Bancassurance di Tengah Pandemi

0
976
Reporter: Petrus Dabu

Allianz Life Indonesia berkomitmen untuk mengasuransikan sebanyak mungkin orang Indonesia. Oleh karena itu, berbagai saluran distribusi dan pemasaran dimaksimalkan, khususnya bancassurance untuk menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang belum memiliki asuransi.

Berdasarkan hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi asuransi jiwa di Indonesia masih minim yaitu hanya 19,4%, jauh lebih rendah dari literasi perbankan yang mencapai 36,12%. Sementara penetrasi asuransi jiwa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia juga baru 1,1%.

“Allianz melihat bahwa asuransi masih under-penetrated di Indonesia, sehingga kami ingin berpartisipasi mengasuransikan sebanyak mungkin orang Indonesia. Oleh karena itu, kami ingin memaksimalkan semua jalur distribusi kami untuk mengambil peran yang lebih besar di sini, baik itu jalur distribusi bank atau bancassurance, jalur distribusi agency adalah salah satu yang signifikan, maupun jalur digital yang sekarang sedang kami bangun. Setiap jalur distribusi memiliki suatu uniqueness dalam menjangkau segmen nasabah yang berbeda-beda, sehingga semua jalur distribusi akan saling melengkapi dan sama pentingnya bagi Allianz,” jelas Direktur & Chief of Partnership Distribution Officer Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo kepada The Iconomics.

Untuk saluran distribusi bank, menurut Bianto, Allianz merupakan salah satu pemain bancassurance terbesar di Indonesia. Setiap rekanan bank, jelasnya, saling melengkapi satu dengan yang lainnya, karena masing-masing menjangkau lapisan masyarakat yang berbeda-beda. Saat ini Allianz telah bekerja sama dengan HSBC, Maybank, BTPN/ BTPN Syariah, Bank QNB, Bank BJB dan Hanabank.

Baca Juga :   Manulife Indonesia Tawarkan Asuransi Jiwa untuk Pengidap HIV

“Jalur distribusi melalui bancassurance saat ini mempunyai porsi kurang-lebih setengah dari keseluruhan distribusi asuransi jiwa,” ungkapnya.

Kinerja bancassurance Allianz Life Indonesia pada kuartal pertama tahun 2021 menunjukkan hasil yang baik dengan membukukan penjualan Annualized Premium Equivalent (APE) sebesar Rp600 miliar atau tumbuh kurang lebih dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini. menurut Bianto, dua kali lebih cepat dibandingkan dengan industri. Pertumbuhan ini juga melanjutkan pertumbuhan positif yang telah terjadi dalam kurun waktu 2018 sampai 2020, dimana Allianz Life membukukan pertumbuhan penjualan APE sebesar 55,3 % dalam kurun waktu tersebut dan industri tumbuh secara flat.

Menurut Bianto, dalam partnership, Allianz Life Indonesia mengutamakan kesamaan visi dalam hal memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah atau calon nasabah karena esensi produk asuransi adalah perlindungan bagi para pemegang polis. Allianz juga mengedepankan peningkatan value kepada nasabah dengan inovasi produk, termasuk produk-produk asuransi kesehatan.

Bianto pun memaparkan Allianz selalu konsisten dengan strategi jangka panjang, baik pada saat pandemi seperti sekarang maupun tidak. Adapun strategi tersebut adalah, pertama, selalu konsisten dalam memberikan produk-produk yang terbaik dan cocok dengan perkembangan kebutuhan nasabah. Salah satu contoh produk yang diluncurkan tahun 2020 adalah produk perlindungan asuransi untuk nasabah perbankan segmen prioritas, yang dapat digunakan untuk perencanaan warisan sekaligus perlindungan critical illness yang dapat di-reset.

Kedua, mengemas berbagai produk tersebut dengan proses yang terotomatisasi. Bianto mengungkapkan saat ini semua tenaga penjual Allianz sudah menggunakan iPad untuk proses penjualan sehingga pemrosesan pembelian maupun aktivitas lainnya dapat dilakukan dengan cepat, sehingga nasabah sangat nyaman. Ketiga,memaksimalkan kerja sama dengan rekanan distributor untuk menjangkau segmen customer dengan optimum. Keempat, membangan tim pemasaran yang kuat yang dapat memberikan solusi dan pelayanan terbaik kepada nasabah.

Baca Juga :   AAJI Tidak Keberatan OJK Tinjau Bancassurance

“Selama ini, kami mendapatkan dukungan yang baik dari partner-partner distributor kami dalam menjalankan keempat strategi tersebut,” ujar Bianto.

Khusus pada masa krisis ini, Bianto mengatakan agility atau penyesuaian bisnis terhadap kondisi yang ada juga dilakukan dengan cepat. “Contohnya ketika terjadi pandemi, dimana kasus pertama di pertengahan Maret 2020, pada bulan Juni kami sudah menjadi perusahaan asuransi pertama yang dapat melakukan penjualan unit link dengan metode tatap muka digital (Non-FaceToFace),” ujarnya.

Selain itu, inovasi, otomasi dan digitalisasi sudah menjadi bagian dari DNA Allianz. “Kami selalu melakukan inovasi proses, otomatisasi dan digitalisasi. Kami berprinsip bahwa teknologi bukan sekadar teknologi, melainkan harus dapat memberikan transparansi dan kemudahan yang maksimum kepada nasabah, terutama nasabah perbankan kami. Oleh karena itu, kami selalu mendesain proses yang streamline. Setiap tenaga penjual kami juga dilengkapi dengan iPad yang memungkinkan mereka bisa memproses transaksi-transaksi nasabah secara lebih streamline,” ujarnya.

“Bahkan di salah satu distributor kami, kami mendesain suatu produk term life regular payment yang dapat dijual customer service bank tersebut hanya dengan penutupan selama kurang lebih 10-15 menit,” tambah Bianto.

Leave a reply

Iconomics