
DBS Luncurkan DBS Digital Exchange untuk Jual Beli Aset Kripto

Loh Boon Chye, CEO of Singapore Exchange; Michael Syn, Head of Equities at Singapore Exchange; Eng-Kwok Seat Moey, Group Head of Capital Markets at DBS; dan Piyush Gupta, CEO of DBS/Ist
Institusi keuangan konvensional seperti bank mulai kepincut dengan cryptocurrency (kripto). DBS Bank Singapura (DBS) mengumumkan peluncuran DBS Digital Exchange sebuah platform pertukaran aset digital, yang memungkinkan investor institusi dan investor terakreditasi untuk memanfaatkan ekosistem tokenisasi, perdagangan, dan kustodi yang terintegrasi penuh untuk aset digital.
Dengan DBS Digital Exchange, DBS akan memanfaatkan teknologi blockchain untuk menyediakan sebuah ekosistem untuk penggalangan dana melalui tokenisasi aset dan perdagangan sekunder aset digital termasuk cryptocurrencies.
Ada pun layanan yang disedikan oleh DBS Digital Exchange ini adalah, pertama Penawaran Security Token yaitu sebuah platform yang diatur untuk penerbitan dan perdagangan token digital yang didukung oleh aset keuangan, seperti saham di perusahaan yang tidak terdaftar di bursa, obligasi, dan dana ekuitas swasta.
Kedua, Pertukaran Mata Uang Digital yaitu perdagangan cryptocurrency yang akan memfasilitasi transaksi jual beli mata uang fiat ke mata uang kripto dan sebaliknya. DBS Digital Exchange akan menawarkan layanan pertukaran antara empat mata uang (SGD, USD, HKD, JPY), dan empat kripto yang paling terpercaya, yaitu Bitcoin (BTC), Ether (ETH), Bitcoin Cash (BCH) dan Ripple (XRP).
Ketiga, Layanan Kustodi Digital yaitu sebuah solusi kustodi digital tingkat institusi untuk memenuhi permintaan yang meningkat akan layanan kustodian aman yang disesuaikan untuk aset digital berdasarkan standar peraturan yang berlaku. Dengan memanfaatkan pengalaman DBS dalam menyediakan layanan kustodian kelas dunia untuk aset konvensional, layanan kustodian digital DBS menyediakan penjagaan atas kunci kriptografi yang mengontrol aset digital atas nama klien.
Peluncuran DBS Digital Exchange ini sesuai dengan peraturan yang telah disetujui oleh Otoritas Moneter Singapura yang menyatakan DBS sebagai Operator Pasar yang Terjamin, yang memungkinkan DBS untuk mengoperasikan pasar terorganisir untuk aset seperti saham, obligasi, dan dana ekuitas swasta.
Diperkirakan pada tahun 2019, nilai perdagangan harian global di bursa digital dunia berkisar antara US$50 miliar hingga US$100 miliar.
Piyush Gupta, CEO Grup DBS, mengatakan laju digitalisasi aset yang exponensial memberikan peluang yang sangat besar untuk membentuk kembali pasar modal. “Agar Singapura menjadi lebih kompetitif sebagai pusat keuangan global, kita harus mempersiapkan diri untuk menyambut adopsi arus utama dari aset digital dan perdagangan mata uang. DBS berkomitmen untuk mempercepat pengembangan ekosistem yang terintegrasi penuh untuk memfasilitasi hal tersebut. Kami yakin bahwa ini adalah penawaran terintegrasi pertama di kelasnya, yang sangat khas dari berbagai sisi,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Iconomics, Kamis (10/12).
Singapore Exchange (SGX) akan memegang 10% saham di dalam DBS Digital Exchange ini. Kedua belah pihak akan menjajaki peluang untuk memperdalam likuiditas, skala, dan pertumbuhan pasar modal Singapura atas aset digital dan mata uang digital yang berkembang.
“Kami sangat tertarik untuk menerapkan keahlian kami dalam infrastruktur pasar dan manajemen risiko untuk kerja sama ini. Kami melihat ada peluang besar untuk membangun kepercayaan dan efisiensi dalam menentukan harga untuk lingkup aset digital global. Kami berharap dapat bekerja sama dengan DBS untuk memajukan posisi Singapura sebagai pusat keuangan multi-aset internasional,” ujar Loh Boon Chye, CEO SGX.
Para pelaku industri berbasis teknologi blockchain di Singapura menyambut positif peluncuran DBS Digital Exchange ini. Dalam siaran terpisah yang diterima Iconomics, James Gillingham, CEO and Co-Founder of Finxflo mengatakan peluncuran platform pertukaran mata uang kripto pertama di dunia yang didukung oleh lembaga keuangan menunjukkan keyakinan yang jelas bahwa aset digital memang memiliki kegunaan sebagai mekanisme investasi.
“Minat institusional dalam cryptocurrency telah meningkat secara signifikan tahun ini, dan kami percaya perkembangan ini akan membantu membuka jalan bagi lebih banyak bank untuk mengikuti dengan pengaturan serupa,” ujar James Gillingham.
Masuknya pemain institusi keuangan konvensional ke dalam industri perdagangan kripto ini memang dikhawatirkan akan membuat perusahaan-perusahaan rintisan yang selama ini sudah eksisting di industri ini akan terdepak dalam persaingan. Namun, James mengatakan alih-alih seperti itu, sinergi bisa dilakukan.
“Misalnya, exchange kripto yang ada dapat membagikan beberapa solusi teknologi inovatif mereka seperti algoritme agregat atau API serta wawasan pasar mereka karena eksposur mereka yang lebih luas dan lebih lama dalam perdagangan kripto. Di sisi lain, lembaga keuangan tradisional juga dapat memberikan keahliannya dalam membangun platform terkemuka di kelasnya yang aman dan sesuai dengan ketentuan hukum yang ada. Oleh karena itu, kami t berharap untuk melihat lebih banyak ikatan bank dan bursa crypto dalam waktu dekat,” ujar James.
Leave a reply
