Belum Ada Lagi Katalis Positif, Harga Bitcoin Masih Bearish

1
268

Harga Bitcoin (BTC) masih cenderung bearish dalam sepekan terakhir. Setelah pengetatan yang dilakukan pemerintah Tiongkok pada pertengahan Mei lalu, serta cuitan Elon Musk, pemilik Tesla, belum ada lagi sentimen yang bisa mengembalikan harga aset digital ini kembali melenting ke bulan.

Harga Bitcoin selama sepekan terakhir dihitung sejak Senin (24/5) hingga Minggu (30/5), masih mengalami koreksi sekitar 8%. Pada periode tersebut, harga BTC bergerak di rentang Rp482,03 juta (harga terendah) hingga Rp584,82 juta.

Pada Senin pagi ini sekitar 9.42 WIB, menurut data Coinmarketcap, harga BTC berada di kisaran Rp497,37 juta. Harga BTC sudah pernah mencapai level tertinggi Rp948,59 juta pada 14 April lalu.

Sentimen negatif terhadap harga kripto termasuk Bitcoin mulai terjadi sejak April lalu ketika skandal penggelapan aset nasabah kripto terjadi di Turki. Aksi kejahatan ini dilakukan oleh CEO Thodex, Faruk Fatih Ozer. Thodex adalah exchanger atau platform jual beli kripto di Turki.

Sentimen negatif kemudian beruntun terjadi menghantam pasar kripto. Pada 13 Mei lalu, Elon Musk pemilik Tesla mengumumkan melalui akun twitter bahwa Tesla menangguhkan penggunaan Bitcoin untuk transaksi pembelian mobil Tesla. Padahal, sebelumnya pada Februari lalu, Tesla melalui keterbukaan informasi di Securities and Exchange Commission menyebutkan bahwa telah membeli Bitcoin senilai US$1,5 miliar dan membolehkan pembelian mobil Tesla menggunakan Bitcoin.

Baca Juga :   Biar Tidak Babak Belur, Ini Tips CEO Indodax untuk Masuk ke Aset Kripto

Menyusul kemudian pada pertengahan Mei, pemerintah Tiongkok kembali merilis kebijakan yang menggencet perdaganan kripto di negara itu. Beijing melarang bank dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi mata uang kripto. Pemerintah China juga memperingatkan investor soal risiko perdagangan kripto. Kebijakan anyar ini tentu menyulitkan investor kripto di negara itu untuk melakukan top-up maupun pencairan (withdrawal) aset kripto.

Kebijakan anyar Tiongkok ini melengkapi kebijakan mereka di 2017 dan 2019. ada September 2017, The People’s Bank of China atau bank sentral China; Central Cyber Office, dan tujuh departemen pemerintah lainnya mengeluarkan “Pengumuman tentang Mencegah Risiko Penerbitan dan Pembiayaan Token”. Ini merupakan larangan untuk melakukan Intial Coin Offering (ICO) atau proses penggalangan dana berbasis cryptocurrency. Pada Juni 2019, bank sentral China (PBOC) mengeluarkan pernyataan akan memblokir akses ke semua bursa cryptocurrency domestik dan asing serta situs web Initial Coin Offerin (ICO).

Indikator MA-9 dan RSI harga Bitcoin/Rekeningku

Setelah berbagai sentimen negatif tersebut, sejauh ini belum ada lagi sentimen positif yang bisa menggerakkan harga kripto termasuk Bitcoin. Secara teknikal, harga Bitcoin dalam tren menurun sejak 10 Mei lalu. Indikator MA-9 menunjukkan hingga saat ini harga Bitcoin masih berada dalam tren bearish. Namun, yang perlu dicermati adalah indkator relative strength index (RSI) menunjukkan harga saat ini sudah berada di area jenuh jual.

Baca Juga :   Anggota Komisi XI Ini Sebut Akan Ada 2 Penambahan DK OJK 2023-2028, Apa Tugasnya?

Berdasarkan harga pada Minggu (30/5), diperkirakan dalam beberapa waktu ke depan, harga Bitcoin akan bergerak dalam rentang support Rp486 juta hingga Rp445 juta dan resistance Rp544 juta hingga Rp568 juta.

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

1 comment

Leave a reply

Iconomics