
ALAMI Berkolaborasi dengan BPR Syariah Sukowati Sragen, Inilah Skemanya

ALAMI berkolaborasi dengan BPRS Sukowati/Dok. Alami
ALAMI telah meresmikan kerjasama dengan BPR Syariah Sukowati Sragen. BPRS tersebut akan menjadi institutional funders perdana di sektor BPR Syariah dengan pola channeling di platform ALAMI.
CEO ALAMI Dima Djani menuturkan pihaknya sudah lama menantikan mekanisme kerjasama ini diresmikan oleh pemerintah. “Aksi ini kami adalah ikhtiar ALAMI untuk menjalankan amanah dari program dan arahan pemerintah. Di sisi lain, buat kami ini adalah simbiosis mutualisme bagi dengan BPR, baik yang konvensional, khususnya syariah. Kita bisa saling melengkapi kekurangan masing masing, fintek bisa support dari sisi sharing teknologi, analisis risiko digital, dan akuisisi customer lebih cepat. Di sisi lain, kami juga butuh dukungan untuk mengenal profil nasabah di daerah, serta akses ke area-area lebih luas. Ini kolaborasi yang penting agar kelak nasabah di pedesaan pun bisa mengenal produk keuangan digital yang lebih variatif kedepannya,” kata Dima dalam siaran pers.
“Sebetulnya kami sudah lakukan penjajakan dengan beberapa fintek, namun yang kami rasa paling mengena dan selaras visi misi serta nilainya adalah ALAMI ini. Kami memandang, meski masih muda, ALAMI sudah punya prestasi yang luar biasa banyak bahkan melampaui institusi keuangan syariah yang sudah lama berdiri. Ini artinya, ada potensi besar yang harapannya membawa manfaat juga untuk pengembangan BPRS, nasabah serta ekosistem perbankan syariah secara luas,” kata Direktur Utama BPRS Sukowati Sragen (Bank Syariah Sragen) Fakhruddin Nur dalam siaran pers.
BPRS Sukowati Sragen memiliki 9 kantor cabang yang tersebar di lima kabupaten, meliputi Solo Raya dan Purwodadi. Adapun, saat ini BPRS Sukowati memiliki lebih dari 2.000 nasabah, dimana 74,87% atau 1.400 nasabah merupakan pelaku UMKM di segala sektor.
Sampai tahun 2020, terdapat 19.568 usaha di Sragen yang didominasi industri makanan dan minuman sebanyak 7.436 industri makanan dan 587 industri minuman. Kemudian ada industri kerajinan 4.305, industri kimia dan bahan bangunan 2.935, industri logam, mesin dan alat berat sebanyak 2.348, dan industri konveksi sebanyak 1.957.
“Jika dibandingkan, per Juli 2020 lalu, BPR menyalurkan pembiayaan sebesar Rp6 triliun, dimana Rp2,4 triliun untuk modal kerja UMKM. Sementara itu, penyaluran pembiayaan untuk modal kerja baru di BPR Syariah baru Rp284,7 miliar atau sebesar 57,46% dari total pembiayaan yang disalurkan BPRS yaitu sebesar Rp495,54 miliar. Secara jumlah pun, di Jawa Tengah BPR itu jumlahnya ada lebih dari 200, dan di Solo Raya hanya ada 8 BPRS. Ini tantangan sebagai pelaku industri, bagaimana agar semakin banyak nasabah mengakses pembiayaan syariah melalui kami. Tentu dengan dukungan fintek yang punya histori bagus, harapannya bisa menaikkan rasa percaya nasabah,” kata Fakhruddin.
Ia mengatakan untuk jangka pendek, pihaknya memproyeksikan bisa menyalurkan 10% dari total Rp172,1 miliar outstanding credit perbankan untuk objek pendanaan di ALAMI.
ALAMI saat ini juga telah menjalin kemitraan dengan tujuh BPR yang tersebar di Jabodetabek dengan pola channeling.
Leave a reply
