
Ditjen Bea Cukai Implementasi Blockchain yang Disokong IBM

Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya (kiri) dan Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Agus Sudarmadi (kiri)/IBM
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mengadopsi teknologi blockchain. Direktorat tersebut menggandeng IBM Indonesia bersama A.P. Moller–Maersk untuk piloting penggunaan platform ‘TradeLens’, sebuah platform digital berbasis teknologi blockchain.Dengan demikian, DJBC menjadi lembaga pemerintah ketiga di Asia Tenggara yang menggunakan platform digital berbasis teknologi blokchain.
Adopsi tersebut memungkinkan DJBC melacak dan membagikan informasi posisi kontainer dengan lebih akurat. TradeLens juga memungkinkan pembagian informasi mendekati real-time dari berbagai jaringan milik anggota ekosistemnya. Selain itu memungkinkan pula adanya transformasi digital dari proses pengiriman yang berbasis kertas untuk menghasilkan data end-to-end secara instan sekaligus bersifat permanen atau tidak dapat diubah.
“Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggunakan solusi blockchain ini untuk menyederhanakan proses perdagangan, membuat proses dokumentasi menjadi lebih otomatis, dan meningkatkan kerjasama serta komunikasi antar pihak,” kata Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai Agus Sudarmadi dalam siaran pers.
Menurut Agus, konsep Collaboration Application Programing Interface [API], semua kegiatan logistik termasuk pengiriman barang menggunakan angkutan truk, pergudangan, dan pengiriman barang melalui laut baik skala kecil maupun besar di tingkat domestik dan global, serta pembagian informasi, bisa dilakukan sekaligus melalui satu platform – IBM TradeLens. TradeLens akan melengkapi layanan DJBC dengan alat pelacak otomatis dan permanen. Digitalisasi proses pengiriman yang sebelumnya berbasis kertas yang diselenggarakan TradeLens ini akan menjadikan alur kerja atau workflow menjadi lebih terjaga keamanannya, transparan, efisien, dan sederhana.
Rantai pasokan adalah faktor penting dalam mengelola biaya logistik dan biaya logistik Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. TradeLens akan membantu memberikan visibilitas, prediktabilitas, dan keamanan lebih lanjut kepada DJBC dan akan menjadi aset nyata untuk memfasilitasi perdagangan dan transportasi. Pihak yang berwenang akan menerima data pengiriman sesaat sesudah kontainer meninggalkan pelabuhan keberangkatan. Hal ini akan memberikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih banyak waktu untuk mempersiapkan penerimaan pengiriman barang. Sehingga, pemeriksaan bea cukai untuk mencegah penipuan dan pemalsuan menjadi lebih efisien serta menyeluruh. Selain itu, proses pencatatan penerimaan cukai menjadi lebih konsisten dan transparan.
DJBC saat ini berupaya memperluas Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem) agar sektor permintaan dan penawaran dari industri logistik bisa berinteraksi dan berkolaborasi secara efektif. Dengan menggunakan sistem yang disebut CEISA 4.0 (Sistem Informasi Cukai dan Otomasi), DJBC juga akan memperluas NLE dengan mempertemukan importir dan eksportir agar bisa berkolaborasi dan berbagi informasi dengan penyedia logistik.
Adanya implementasi ini, Presiden Direktur IBM Indonesia Tan Wijaya mengatakan pihaknya percaya bahwa TradeLens dan penerapan teknologi blockchain dalam berbagai bentuk akan menguntungkan semua pemangku kepentingan di seluruh ekosistem logistik dan mendorong modernisasi perdagangan secara menyeluruh di berbagai tingkatan. Ia berharap industri lain akan segera menyadari pentingnya adopsi teknologi blockchain yang bisa membantu pelaku bisnis.
Leave a reply
