3 Langkah Jasa Raharja Jaga Kerahasiaan Data Nasabah

0
120
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

PT Asuransi Jasa Raharja (Persero) akan memfokuskan data dan data analitik sebagai pusat strategi perusahaan. Senior VP Information and Technology Jasa Raharja Tri Haryanto mengatakan data analitik sangat diandalkan oleh perseroan menjadi “kunci senjata terakhir” dalam berbisnis.

Dalam waktu dekat, ia tidak memungkiri kemungkinan data analitik akan difokuskan sebagai pusat strategi di seluruh perusahaan, termasuk di Jasa Raharja.

“Dengan penguasaan data dan analitik kita bisa kompetitif di masa depannya. Apalagi di zaman Covid ini. Yang mendorong perusahaan agar lebih cepat digitalnya adalah Covid-19,” kata Tri dalam video conference acara Future Force Festival 2020 pada Sabtu (09/05/2020).

Adanya transformasi tersebut meski ada Covid-19, Tri mengatakan Jasa Raharja tetap dapat melakukan pelayan yang semakin cepat dan efisien. Ia mencontohkan proses menemukan ahli waris. Perseroan tidak perlu lagi melakukan survei ahli waris secara fisik. Melalui kolaborasi teknologi, Jasa Raharja dapat memperoleh data tersebut dari Dukcapil dengan mekanisme host-to-host.

Dengan data dari Dukcapil, ia mengatakan perseroan juga bersinergi dengan bank-bank milik negara untuk mendapatkan atau membuat buku tabungan untuk ahli waris. Melalui proses tersebut, Tri mengklaim proses pemberian santunan ahli waris dapat diselesaikan sesuai target yaitu dalam 1 hari saja.

Baca Juga :   Tepis Hoax, BCA Tegaskan Senantiasa Menjaga Data Nasabah

“Proses ini berawal tiga tahun lalu saat kita melihat banyak sekali bisnis proses yang dilakukan secara manual. Itu akibat dari kita memproses data dari institusi lain secara fisik dengan dokumen,” tandasnya.

Sejak itu, Tri menjelaskan perseroan kemudian membuat suatu perangkat middleware dimana perangkat berfungsi untuk menghubungkan database Jasa Raharja dengan BUMN lainnya.

Namun Tri mengaku masih terdapat kendala. Pasalnya, tidak semua BUMN memiliki maturitas teknologi yang merata. Maka dari itu dibuatlah middleware sebagai instrumen untuk menampung data-data yang dibutuhkan dari setiap BUMN.

“Kebetulan di BUMN kita punya forum, dimana kita berkolaborasi dengan SVP IT lainnya. Jadi misalnya kita bersurat susah, rapat susah, ya forum itu jadi tempat ketemunya. Ada 140 member di sana,” kata Tri.

Meski perseroan terbuka dalam mensinergikan data perusahaan dengan berbagai pihak, tapi Tri menegaskan privasi data merupakan hal penting yang dipertimbangkan pihaknya. Oleh karena itu terdapat tiga hal yang dilakukan untuk menjamin data privasi.

Pertama, seluruh pegawai Jasa Raharja diberikan awareness terkait pentingnya data tersebut. Kemudian, vendor-vendor yang hendak melakukan kerjasama pun juga dilakukan screening terlebih dahulu, dan wajib membuat surat Non-Disclosure Agreement (NDA) sehingga ia tidak mendapat akses berlebih dari data perseroan.

Baca Juga :   12 Korban Kecelakaan Maut di Jalur Contraflow Kilometer 58 Cikampek Dapatkan Santunan dari Jasa Raharja

Kedua, proses manajemen data di Jasa Raharja sudah menggunakan standar internasional ISO/IEC 27001 yang berisi beberapa macam klausul tentang keamanan data. “Jangan sampai kita sudah ada data integrasi dimana kita mudah mengakses data secara terintegrasi tapi dibalik itu backdoor-nya banyak,” tambahnya.

Terakhir, infrastruktur teknologi di Jasa Raharja merupakan yang terkini dan dilakukan tes berkala sebanyak dua kali per tahun. Hal ini bertujuan untuk mencari dimanakah celah-celah (backdoor) yang mungkin berada pada sistem.

“Harapannya dengan jaminan dari ketiga hal itu, Maka sinergi data dengan BUMN itu baik dan kedua menjamin data privasi yang ada di Jasa Raharja,” tutupnya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics