Soleh Ayubi, Pulang Kampung untuk Mendigitalisasikan Sistem Kesehatan Indonesia

0
2084
Reporter: Petrus Dabu

Karirnya sudah terbilang mapan di negeri Paman Sam. Tetapi Soleh Ayubi melepaskan semuanya itu. Ia kembali ke Tanah Air, setelah ditunjuk menjadi Chief Digital Healthcare Officer PT Bio Farma (Persero). Tugasnya tidak mudah. Mendigitalisasikan sistem kesehatan di Indonesia mulai dari hulu hingga hilir. 

Nama Soleh Ayubi tidak begitu populer di Tanah Air, sebelum ia ditunjuk menjadi salah satu direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Agustus tahun 2020 lalu. Pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini memiliki karir yang mapan di Amerika Serikat. Saat dunia, termasuk Indonesia, dilanda krisis kesehatan pada 2020 lalu, Ayubi memutuskan kembali ke Tanah Air, setelah malang melintang di berbagai perusahaan dan institusi kesehatan di Amerika Serikat.

Setelah lulus kuliah dari jurusan Informatika ITB tahun 2005, Ayubi sempat berkarir di Pertamina selama dua tahun. Namun, meski sudah bekerja di salah satu BUMN terkemuka di Tanah Air, Ayubi masih menyimpan ganjalan di hatinya. Ia ingin berkarir di dunia kesehatan. Tahun 2001, saat lulus sekolah menengah atas (SMA) dan mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri, pria kelahiran Pemalang ini, selain memilih jurusan Informatika ITB, ia juga memilih jurusan Kedokteran UGM sebagai alternatif kedua. Ia mengaku sangat berharap bisa diterima di Fakultas Kedokteran UGM. “Kebetulan di keluarga saya juga banyak yang dokter,” ujarnya.

Baca Juga :   Sentralisasi Fungsi Telah Ditetapkan, Pupuk Indonesia Holding Company Miliki Peran Kunci

Sebagai seorang sarjana Informatika, banyak hal yang bisa dilakukannya di dunia kesehatan. Adopsi teknologi di dunia kesehatan, menurutnya, ketinggalan jauh dibandingkan industri yang lain, seperti perbankan dan media. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di belahan dunia lainnya. Penyebabnya, bukan karena masalah sumber daya (resources). Tetapi, menurut Ayubi, karena bayak aspek, seperti budaya (culture), kompleksitas bisnis healthcare itu sendiri, dan juga regulasi. Selain itu, juga terkait dengan dampak (impact) dari penggunaan teknologi pada sektor healthcare. Kalau di industri keuangan, kesalahan pada IT dampaknya bisa berupa salah kirim uang atau uang raib. “Tetapi kalau di healthcare, salah teknologi nyawa orang bisa melayang,” ujarnya.

Masalah adopsi teknologi pada sektor kesehatan inilah yang ingin dipecahkan oleh Ayubi sebagai sarjana Informatika lulusan salah satu kampus terbaik di Indonesia. Karena itu, pada tahun 2008, ia memutuskan berhenti bekerja di Pertamina dan melanjutkan kuliah PhD jurusan Health and Rehabilitation Science di University of Pittsburgh, Pennsylvania. “Kebetulan waktu itu dapat funding dari U.S Department of Defense,” ungkapnya.

Halaman Berikutnya
1 2 3 4

Leave a reply

Iconomics