
Presiden Direktur JNE: Ladang Amal Makin Luas di Tengah Pandemi

Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi Soeprapto/Iconomics
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada tahun ini memang telah membuat berbagai sektor bisnis terpuruk. Tetapi di sisi lain, bagi Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi Soeprapto bencana kesehatan dan ekonomi ini justru merupakan kesempatan yang baik untuk beramal.
Pria yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) ini mengatakan ada dua cara untuk menghadapai pandemi Covid-19 yaitu doa dan ikhtiar. Menerpakan 3M – menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan – adalah bagian dari ikhtiar. Sedangkan berdoa adalah termasuk perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan.
“Karena saya sangat yakin, dengan meningkatkan iman, maka imun kita akan bertambah .Segala sesuatunya akan menjadi aman,” ujarnya saat ditemui di kantornya di kawasan Tomang, Jakarta Barat, Selasa (17/11).
Sebagai wujud dari doa itu, baik JNE maupun Asperindo melakukan berbagai aksi sosial baik sebelum pandemi maupun saat pandemi ini. Terbaru, JNE dalam rangka merayakan 30 tahun pada 26 November nanti, perusahaan yang berdiri tahun 1990 ini memberikan bantuan komputer kepada panti asuhan yang tidak memiliki komputer di seluruh Indonsia. Tahap pertama bantuan ini diberikan kepada sebuah panti asuhan di Jakarta yang mengasuh 40 orang anak.
Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asperindo sendiri sebagai organisasi yang mewadahi perusahaan-perushaaan jasa pengiriman atau logistik juga selama pandemi ini menyalurkan berbagai bantuan. Salah satunya bantuan WiFi untuk masjid di Jabodetabek, Semarang hingga Surabaya.

Presiden Direktur JNE, Mohamad Feriadi Soeprapto yang juga Ketua Umum Asperindo memberikan bantuan komputer untuk panti asuan di Jakarta, Selasa (17/11)/Iconomics
Feriadi mengatakan di bawah kepemimpinannya, ia ingin memberi warna yang berbeda pada Asperindo. Ia ingin agar organisasi ini lebih dekat dengan masyarakat, lingkungan dan anak-anak yatim piatu serta kaum duafa. “Saya ingin urusan kita itu mendapatkan banyak kemudahan. Salah satunya tentu dengan banyak memberikan bantuan. Jangan harap kita bisa mendapatkan kemudahan kalau tidak punya rasa peduli yang tinggi,” ujarnya.
Terkait kondisi industri jasa pengiriman pada tahun ini, Feriadi mengatakan dampak pandemi tergantung pada bisnis model masing-masing perusahaan. Perubahan prilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya yang beralih ke online tentu menjadi berkah bagi perusahaan logistik dengan bisnis model C to C dan B to C.
“Bagi perusahaan-perushaan anggota yang bisnis modelnya C to C, B to C, saya yakini perushaaan seperti ini akan mengalami peningkatan,” ujarnya.
Sebaliknya, perusahaan jasa pengiriman dengan bisnis model B to B, mengalami dampak negatif oleh pandemi. Aktivitas perkantoran yang berkurang selama pandemi dan tingkat produksi industri yang berkurang menyebabkan permitaan jasa pengiriman untuk model bisnis B t B ini turun, seiring dengan aktivitas distribusi yang berkurang.
Leave a reply
