Resesi Industri Migas Akibat Harga Minyak Turun di Dunia dan Indonesia

0
2273

Munculnya kasus virus Corona mengurangi kegiatan ekonomi dunia, mulai dari transportasi yang turun drastis, fasilitas umum banyak berhenti dan industri mengurangi kegiatannya. Akibatnya,  permintaan akan minyak dan gas pun turun drastis. Harga minyak dunia  kini hanya di bawah US$ 30 per Barrel. Dalam waktu dekat sangat sulit harga minyak kembali pada keseimbangan di US$ 50-70 per barrel.

Bagi perusahaan migas dunia yang beroperasi di negara-negara yang biaya produksi minyaknya sekitar US$ 30 per barrel, akan memilih lapangan-lapangan yang relatif lebih rendah biaya untuk terus dijalankan. Akan tetapi yang biayanya cukup tinggi akan ditutup. Adapun negara-negara yang termasuk klasifikasi berbiaya produksi tinggi secara rata-rata adalah (dalam US$ per barrel): Inggris (45), Brazil (35), Nigeria (29), Venezuela (28) dan Kanada (27).

Bila Harga minyak dunia menyentuh sampai $SD 25 per barrel, maka menyusul negara-negara berikut yang akan mengalami masalah : USA Shale (24), Norwegia (22), USA non-Shale (21), Indonesia (20), Rusia (20).

Begitu juga bila harga minyak dunia sampai dibawah US$ 20 per barrel, maka hampir seluruh dunia akan mengalami kesulitan dalam memproduksikan lapangan minyaknya, kecuali Saudi Arabia yang hanya membutuhkan sekitar US$ 10 per Barrel.

Dilihat dari sebaran produksi minyak dunia, efek dari turunnya harga minyak, bila terjadi terus- menerus di bawah $SD 30 per barrel, maka negara-negera yang terkena masalah yaitu Inggris , Brazil, Nigeria, Venezuela, Kanada, yang selama ini total memproduksi sekitar 12 juta barrel per hari, bisa saja 5 juta Barrel per hari akan terkurangi karena beberapa lapangannya tidak ekonomis.  Namun, bila harga menyentuh sampai US$  25 per Barrel maka negara-negara USA, Norwegia, Indonesia, Rusia, dengan total produksi sekitar 30 juta barrel per hari bisa saja terganggu tidak kurang dari 10 juta barrel per hari akan dengan sendirinya terkurangi produksinya.

Baca Juga :   Menunggu Data Stok Minyak AS, Harga Global Bervariasi

Bagi Indonesia, walaupun sebagai negara net importir minyak – mestinya akan meringankan kebutuhan dollar AS dalam belanja minyak-  akan tetapi efek domino dari turunnya harga minyak dengan disertai makin lesunya kegiatan hulu migas akan mengakibatkan banyak perusahaan kontraktor penunjang berhenti, ditambah berhentinya kegiatan eksplorasi, turunnya produksi karena beberapa lapangan tidak ekonomis, serta penurunan pajak-pajak yang menyertainya, maka secara keseluruhan akan menurunkan pendapatan untuk APBN.

Beberapa perusahaan migas di Indonesia sudah bersiap menurunkan biaya operasinya agar masih bisa selamat melewati masa-masa sulit akibat turunnya harga minyak, memprioritaskan pada kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan produksi dan memangkas biaya dan kegiatan penunjang serta pengembangan lapangan, merevisi WP&B (Work Program and Budget) merenegosiasi kontrak-kontrak dengan perusahaan penunjang baik dari harga maupun dari volume kerja. Hal ini akan memberi efek pengurangan kegiatan pada perusahaan penunjang migas. Tentunya efek berikutnya pada kegiatan perbankan yang selama ini membantu perusahaan-perusaan yang bergerak pada industri migas, juga secara langsung pada kegiatan ekonomi masyarakat dari segmen masyarakat migas yang selama ini menggunakan jasa dari pihak ketiga.

Baca Juga :   Harga Minyak Terjun Bebas, Apa Upaya SKK Migas Agar Produksi Tak Terganggu?

Apalagi perusahaan yang masih bergerak di sisi eksplorasi, akan sangat berat, karena secara psikologis daya tarik untuk meneruskan kegiatan eksplorasi menjadi lesu, karena bila ditemukan cadangan minyak sekalipun, akan sulit membuat POD (Rencana Pengembangan Lapangan) dengan harga jual minyak yang rendah ini.

Ditambah efek hadirnya kasus virus Corona yang sudah menjadi pandemi di dunia termasuk Indonesia, maka secara operasional akan mengganggu aktivitas bagi pekerja di kantor maupun di lapangan.

Bagi mereka yang kerja di kantoran dengan adanya kebutuhan untuk sosial distancing maka untuk waktu tertentu dilakukan WFH (Work From Home) dan berikutnya walaupun masuk kerja akan mengalami berbagai keterbatasan termasuk akan mengurangi rapat secara langsung. Apalagi beberapa kota sudah ada kebijakan pemerintah untuk melakukan PSBB (tidak ada kegiatan di jalanan), jelas akan banyak yang terganggu dalam berbagai hal. Bagi mereka yang kerja di lapangan, juga mengalami kesulitan untuk melakukan jaga jarak dengan teman sekerja, apalagi di tempat pengeboran (rig crew), di kantin tempat makan bersama, di wokshop dan bengkel-bengkel. Yang akan sangat parah dan harus disiapkan antisipasinya, bila salah seorang diantara pekerja ada yang terkena pengawasan atau malah positif Corona, maka akan sangat mengganggu kinerja karena harus ada pembersihan tempat kerja dan pemeriksaan terhadap teman-temannya yang beberapa hari terakhir berhubungan denganya.

Baca Juga :   Ekonomi Global dan Pasokan Naik Bikin Minyak Mentah Turun

Kita tidak bisa berpangku tangan dan membiarkan terjadi, walau bukan terjadi pada diri sendiri. Rasa empati dan membantu masalah bersama, apalagi kasus ini adalah kasus berantai, maka setiap orang harus peduli dan patuh pada kesepakatan bersama yang dituangkan dalam petunjuk dan SOP yang telah dibuat.

Oleh karena itu dibutuhkan perencanaan-ulang dari setiap pelaksana industri migas, mulai dari Kementrian ESDM, SKK Migas, seluruh K3S baik yang produktif maupun eksploratif, perusahaan penunjang migas, dan pihak ketiga lainnya yang selama ini menyertai kegiatan industri hulu migas.

Perencanaan ulang tersebut bukan hanya dalam hal pengaturan kembali masalah keuangan, belanja, kegiatan, tetapi termasuk target-target yang sudah direncanakan harus dikalkulasi ulang. Karena, resesi industri migas ini tidak akan sembuh dan kembali normal dalam kurun waktu bulanan, mungkin bisa kembali pada kesetimbangan baru pada tahun-tahun ke depan.

Semoga selalu ada jalan dan mendapat hikmah dari kesulitan yang sedang dihadapi bersama.

 

Oleh: Rudi Rubiandini

Profesional Energi

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics