Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi Berkunjung ke Indonesia, Apa Saja Hasilnya?

0
23

Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef melakukan kunjungan ke Indonesia pada 15-17 April 2025. Melalui kunjungan ini, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di dua sektor penting yaitu pertambangan dan pangan.

Kerja sama sektor pertambangan

Di sektor pertambangan, kunjungan ini bertujuan untuk mendorong kepentingan investasi utama Kerajaan Arab Saudi melalui Manara Minerals, sebuah usaha patungan antara Perusahaan Pertambangan Arab Saudi (Ma’aden) dan Public Investment Fun (PIF).

Dalam kunjungan dua hari itu, Bandar Al-Khorayef bertemu dengan pemangku kepentingan utama di sektor pertambangan Indonesia, termasuk Direktur Utama Mind ID, Maroef Sjamsoeddin dan CEO PT Vale, Febriany Eddy.

Melalui Manara Minerals, Kerajaan Arab Saudi mempercepat investasi internasional di sektor pertambangan untuk mengamankan pasokan mineral penting yang dibutuhkan dalam negeri. Kerajaan kini tengah muncul sebagai pusat pertambangan global, didukung oleh cadangan mineral yang belum tergarap senilai sekitar US$ 2,5 triliun.

Dengan pengembangan sektor pertambangan yang diidentifikasi sebagai pilar ketiga ekonomi nasional, Kerajaan Arab Saudi secara aktif memanfaatkan kemitraan strategis internasional – seperti dengan Indonesia – untuk mengamankan bahan baku penting, menarik teknologi hilir, dan memperkuat rantai pasok global.

Kunjungan ini juga mencerminkan semangat dari Forum Mineral Masa Depan (Future Minerals Forum/FMF) terakhir pada Januari lalu, yang mengundang para pemimpin dunia untuk membayangkan kembali masa depan pertambangan.

Laporan FMF 2024 menyoroti bahwa lebih dari US$ 5,4 triliun investasi mineral dibutuhkan hingga 2035 untuk memenuhi tuntutan transisi energi, dengan lebih dari 40% di antaranya diperkirakan berada di pasar negara berkembang.

Pertemuan di Indonesia menjadi kesempatan bagi pemerintah Arab Saudi untuk menyampaikan pendekatan Kerajaan Arab Saudi terhadap prioritas pertambangan dan mengundang Indonesia untuk hadir dalam Forum Mineral Masa Depan ke-5 pada Januari 2026.

Baca Juga :   Pemerintah RI Perkuat Kerjasama Sektor Pariwisata dengan Arab Saudi

Indonesia sudah menjadi anggota yang dihargai dalam keluarga FMF, yang mencakup negara-negara di Afrika, Asia Tengah, dan kawasan Timur Tengah yang lebih luas.

Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat eksplorasi wilayah baru (greenfield exploration), membuka potensi kekayaan mineral Kerajaan Arab Saudi senilai US$ 2,5 triliun, dan mendukung pengembangan rantai pasok mineral yang berkelanjutan dan bernilai tambah.

Dalam Forum Mineral Masa Depan terakhir pada Januari, Kerajaan Arab Saudi mengumumkan putaran kesembilan peluang eksplorasi di tiga sabuk mineral utama yang mencakup wilayah seluas 24.946 km2, sebagai bagian dari rencana yang lebih besar untuk menawarkan lisensi eksplorasi di lebih dari 50.000 km2 pada tahun 2025.

Dalam pertemuan di Indonesia,  Bandar Al-Khorayef mengundang investor Indonesia untuk berpartisipasi dalam putaran kesembilan lisensi eksplorasi di Kerajaan Arab Saudi – yang mencerminkan komitmen Kerajaan untuk memperdalam kemitraan internasional di sektor mineral dan pertambangan.

Sabuk mineral yang ditargetkan – terletak di wilayah Madinah dan Riyadh – mengandung mineral utama seperti emas, tembaga, perak, seng, dan nikel.

Perusahaan Indonesia didorong untuk memanfaatkan berbagai insentif investasi yang kuat, termasuk pendanaan hingga 75% dari biaya modal melalui Dana Pengembangan Industri Kerajaan Arab Saudi, hak kepemilikan asing penuh, serta akses terhadap data geologi terperinci melalui platform Taade’en.

Dengan Manara Minerals sebagai ujung tombak strategi investasi luar negeri Kerajaan Arab Saudi, kemitraan masa depan dengan mitra Indonesia akan dibangun tidak hanya berdasarkan potensi komersial, tetapi juga komitmen bersama terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan sosial ekonomi.

Sektor Pangan

Di sektor pangan, dalam kunjungan dua hari itu, Bandar Al-Khorayef bertemu dengan perusahaan-perusahaan manufaktur makanan terkemuka di Indonesia.

Ia antara lain mengadakan diskusi tingkat tinggi dengan pimpinan Indofood, produsen makanan terbesar di Indonesia dan Mayora Indah, perusahaan multinasional ternama di sektor konfeksi. Pertemuan ini membahas kepentingan bersama termasuk produksi lokal di Kerajaan Arab Saudi, transfer teknologi, dan ekspansi ke pasar regional. 

Baca Juga :   Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi akan Datang ke Indonesia, Simak Agendanya

Indofood, yang telah mengoperasikan tiga pabrik di Kerajaan Arab Saudi, di Jeddah dan Dammam, melalui kemitraan dengan Noor Wazran Company, menegaskan kembali komitmennya dalam menjalin hubungan jangka panjang dengan Kerajaan. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi tahunan yang mengesankan sebesar 400.000 ton, memproduksi berbagai produk populer seperti mi goreng, saus, dan bumbu-bumbu lainnya. 

Perusahaan juga membagikan detail proyek ekspansi senilai SAR (Saudi Arabia Riyal) 15 juta yang tengah berjalan di salah satu fasilitasnya di Jeddah, serta mengumumkan rencana untuk mengekspor 20–30% dari produksi yang berbasis di Kerajaan Arab Saudi ke pasar-pasar tetangga seperti Mesir, Yordania, dan wilayah GCC (Gulf Cooperation Council) secara lebih luas. 

Mayora Indah, yang saat ini mendistribusikan produknya di Kerajaan Arab Saudi, menyatakan minat kuat untuk beralih dari sekedar distribusi menuju ke produksi lokal. Apalagi, melihat meningkatnya permintaan akan produk pangan berkualitas tinggi di Kerajaan Arab Saudi dan keuntungan strategis dari produksi di dalam negeri. 

Pada tahun 2024, nilai perdagangan di sektor pangan antara kedua negara mencapai sekitar SAR 3,4 miliar (US$ 900 juta). Ekspor utama Kerajaan Arab Saudi ke Indonesia mencakup kurma dengan nilai lebih dari SAR 50 juta, sementara impor utama dari Indonesia meliputi minyak kelapa sawit mentah dan ikan kaleng.

Kerajaan Arab Suadi  telah mengidentifikasi sejumlah peluang investasi yang menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia, khususnya dalam produksi saus dan celupan makanan, serta manufaktur produk konfeksi dan biskcuit. Seluruhnya adalah segmen dengan permintaan domestik dan regional yang terus tumbuh. 

Kerajaan Arab Saudi merupakan pasar pangan terbesar di Timur Tengah, dengan nilai mencapai SAR 184 miliar pada tahun 2023 dan diperkirakan meningkat menjadi SAR 248 miliar pada 2035. Strategi Industri Nasional pemerintah mencanangkan target ambisius untuk menarik investasi baru lebih dari SAR 78 miliar, meningkatkan ekspor pangan, dan menciptakan lebih dari 170.000 lapangan pekerjaan baru di sektor ini.

Baca Juga :   Komisi VIII DPR Setujui Tambahan Kuota Haji Reguler Sebanyak 8.000 di 2023

Untuk mendukung visi tersebut, Kerajaan telah memperkenalkan Standard Incentives Program, yang menawarkan insentif investasi modal hingga 35% (maksimal US$ 13 juta) bagi investor lokal dan internasional. Program ini dirancang agar dapat diakses oleh berbagai struktur bisnis, termasuk LLC (Limited Liability Company) asing, usaha patungan (joint venture), dan perusahaan joint stock, dengan menawarkan fleksibilitas dan kemudahan masuk ke pasar Saudi. 

Bandar Al-Khorayef juga menyoroti Jeddah Food Cluster, klaster industri pangan pertama yang didedikasikan secara khusus di Kerajaan Arab Saudi. Klaster lebih dari 11 juta meter persegi ini terhubung secara strategis dengan Pelabuhan Islam Jeddah. Klaster ini menawarkan infrastruktur kelas dunia, logistik yang efisien, dan kedekatan dengan pasar ekspor domestik dan internasional.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Gumiwang Kartasasmita, Yang Mulia menegaskan kembali komitmen Kerajaan Arab Saudi untuk menjalin kolaborasi jangka panjang di seluruh rantai nilai industri pangan. Kedua pihak sepakat mengenai pentingnya praktik berkelanjutan, ketahanan pangan, dan peran inovasi dalam membentuk masa depan industri ini.

Kunjungan ini mencerminkan semakin selarasnya hubungan antara Kerajaan Arab Saudi dan Indonesia, sekaligus membuka babak baru dalam kemitraan ekonomi yang didorong oleh kepercayaan bersama, peluang yang saling menguntungkan, dan visi bersama untuk pertumbuhan industri. 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics