
Menko Airlangga Ungkap Sejumlah Pembicaraan Kanselir Jerman

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beserta menteri yang lainnnya/Dok. Ekon
Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Jerman. Pertemuan tersebut membahas antara lain terkait joint investasi dan kerja sama ekonomi yang ditandatangani oleh Kementerian Perekonomian dan Lingkungan Hidup Jerman dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
“Tadi komitmen dari Kanselir Scholz (Kanselir Olaf Scholz) juga mendorong bahwa dari Jerman akan memfasilitasi agar pembahasan IEU-CEPA ini bisa dipercepat. Memang ada beberapa isu antara Indonesia dan EU, namun Jerman melihat bahwa pendekatan yang harus kita lakukan juga pendekatan yang sifatnya pragmatis. Sehingga dengan demikian kita berharap bahwa perjanjian IEU-CEPA bisa dipercepat,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya.
Menko Airlangga menyampaikan arahan Presiden Joko Widodo bahwa Jerman dapat menjadi platform untuk kerja sama ekonomi di Eropa. “Kanselir tadi juga menyampaikan bahwa dengan Indonesia menjadi partner country daripada Hannover Messe maka dari segi teknologi dan kerja sama itu sudah mempunyai beberapa kesamaan dan juga rencana jangka panjang ke depan,” lanjut Menko Airlangga.
Terkait investasi, Indonesia menyambut baik pembentukan komite bersama ekonomi dan investasi Indonesia – Jerman. Investasi Jerman di Indonesia perlu difokuskan pada sektor prioritas seperti industri yang berorientasi ekspor, energi terbarukan, dan hilirisasi. Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menyebutkan adanya kerjasama baru yang sudah ditandatangani sebesar US$1.98 miliar.
Beberapa hal lain juga disampaikan dalam pertemuan tersebut, diantaranya terkait fokus Indonesia pada ekosistem industri EV terutama beberapa komoditas mineral strategis yang mempunyai potensi untuk investasi yakni terdiri dari 21 komoditas yang bisa mencapai nilai sebesar US$545,3 miliar. Selain itu juga disampaikan bahwa deforestasi Indonesia sudah menjadi yang terendah selama 20 tahun terakhir, di mana 23 ribu hektar Kawasan Industri Hijau telah dibangun, serta mendorong penghentian penggunaan pembangkit listrik berbasis batubara agar dapat diwujudkan dalam waktu yang lebih cepat.
Jerman juga berkomitmen untuk mendorong Just Energy Transition Partnership (JETPI), mengingat JETPI diinisiasi oleh G7 dengan komitmen sebesar US$20 miliar dari negara-negara G7. “Nah, tentunya Jerman juga menjadi bagian dari itu, yang berkomitmen investasi lebih dari US$1 miliar. Dan tentu realisasinya kita berharap bahwa ini bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Menko Airlangga.
“Tadi yang diangkat oleh Kanselir Scholz terkait dengan pabrik pupuk, karena Jerman ini tidak punya pabrik pupuk. Jadi mungkin menjadi menarik kalau mereka melihat kemajuan Indonesia di industri pupuk. Sedangkan mereka akan menunjukkan beberapa teknologi yang terkait dengan Industri 4.0, robotic, kemudian juga energi terbarukan,” pungkas Menko Airlangga.
Leave a reply
