INKA: Pasar Domestik Datar, Pasar Global Terbuka Lebar

0
572

PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA sudah membulatkan tekad untuk masuk ke pasar luar negeri. Dan peluang pasar di luar negeri juga sangat besar, terutama di negara-negara berkembang.

“Kita harus masuk ke pasar global karena pasar domestik growth-nya datar-datar saja. Kita masih tergantung pembelian armada kereta api dari KAI. Oleh karena itu, dari awal kita sudah berpikir untuk masuk ke pasar global,” kata Dirut INKA Budi Noviantoro saat webinar Ngopi BUMN pada Rabu (18/11/2020).

INKA yang merambah ke negara-negara lain menawarkan secara paket layanan dan produk yang dimiliki. Mulai dari survei, desain, konstruksi, pengadaan, operasional, termasuk juga training-training tenaga lokal yang akan mengoperasional kereta atau proyek yang sudah diselesaikan.

INKA ternyata masuk ke negara-negara target tidak sendiri, pada wilayah Asean dengan konsorsium BUMN yakni Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) dan masuk ke Afrika menggunakan konsorsium Indonesia Railways Development Incorporated for Africa (IRDIA). Konsorsium ini, menurut Budi, sebagai bentuk kecil dari BUMN Incorporated. Tujuan adanya konsorsium tersebut agar terjadi efisiensi dan skema kerjanya saling mendukung. Semua dapat proyek.

Baca Juga :   Vaksin Covid-19 yang akan Datang, Sebagian untuk Vaksin Mandiri

INKA telah menggarap beberapa proyek untuk Bangladesh dan Filipina. Dan luar biasanya menang melalui lelang terbuka. Kenapa luar biasa? Karena tantangannya berhadapan dengan perusahaan-perusahaan dari China yang telah dikenal dengan harga yang murah. Tapi INKA memenangkan proyek untuk pembuatan kereta.

“Beberapa kali kita menang di Bangladesh, terakhir kita sudah menyelesaikan kontrak terakhir 250 kereta yang kemarin Oktober selesai,” kata Dirut INKA.

Ia juga menyatakan INKA telah menyelesaikan 6 trainset untuk Filipina. Sekarang masih ada 3 lokomotif dan 15 kereta penumpang di INKA. Kereta dan lokomotif tersebut belum dikirim karena perseroan kesulitan mengirim di masa pandemi Covid-19 yang juga membuat Manila menutup sementara.

“Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa kita kirim karena tim Filipina sudah datang ke INKA untuk melakukan tes,” ungkap Budi berharap pengiriman segera.

Untuk pasar Afrika, Budi menyebutkan sudah ada 3 negara yang deal. INKA menggarap sejumlah proyek pembangunan rel di Kongo. INKA menggarap rel Mail-Senegal dengan panjang 1929 km, Burkina Faso- Cote d’Ivore sepanjang 622 km dan paling besar di Democratic Republic of Congo (DRC). Menurut Budi, pihaknya deal dengan mereka relnya sekitar 4 ribu km, lalu mereka minta lagi untuk double track bisa sampai 11 ribu km.

Baca Juga :   Adhi Karya Garap 2 Proyek Baru di Makassar dan Bandung dengan Nilai Sekitar Rp766 Miliar

INKA juga membidik Amerika Latin, seperti Suriname, Honduras dan lain-lain. Mereka sedang melakukan penjajakan. Namun kabar gembiranya dan jadi kata kunci pentingnya adalah ada peluang besar. “Mereka sudah bosan dengan produk dari China,” kata Budi.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics