
Ekspor Minyak Sawit Turun, Devisanya Ikut Turun

Kelapa sawit yang sedang diangkut/Dok. AAL
Produksi crude palm oil (CPO) bulan September mengalami kenaikan sebesar 16% dari bulan Agustus karena faktor musiman menjadi 4.545 ribu ton dan palm kernel oil (PKO) naik menjadi 442 ribu ton, sehingga total produksi CPO + PKO sampai dengan September mencapai 36.596 ribu ton. Produksi ini lebih rendah 4% dari pencapaian sampai dengan September 2021 sebesar 38.147 ribu ton. Hal ini diungkapkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dalam keterangan resminya.
Gapki juga menyebut total konsumsi dalam negeri bulan September sebesar 1.821 ribu ton relatif sama dengan konsumsi bulan Agustus sebesar 1,841 ribu ton. Berdasarkan komponennya, konsumsi untuk pangan bulan September turun 1% dari bulan Agustus, konsumsi oleokimia naik 6% dan biodiesel turun 4%.
Ekspor bulan September mengalami penurunan yang sangat besar sekitar 27% yaitu dari 4.334 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 3.183 ribu ton pada bulan September. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor olahan CPO dari 2.971 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 2.140 ribu ton pada bulan September sebesar 28% sedangkan CPO turun dari 741 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 427 ribu ton pada bulan September sebesar 47%.
Sejalan dengan penurunan ekspor, devisa yang dihasilkan pada bulan September mencapai US$3.269,6 juta atau turun 31,7% dari bulan Agustus sebesar US$4.791,0. Selain karena volume, turunnya devisa juga disebabkan oleh harga CPO yang turun dari US$1.095/ton cif Rotterdam pada bulan Agustus menjadi US$1.048/ton cif Rotterdam. Kontribusi devisa dari minyak sawit terhadap total nilai ekspor turun dari 18% pada bulan Agustus menjadi 15% pada bulan September.
Adapun berdasarkan tujuannya, ekspor ke India bulan September turun sebesar 424 ribu ton menjadi 661,8 ribu ton. Meskipun demikian, ekspor ke India bulan September lebih besar dari umumnya ekspor bulanan ke India sebesar sekitar 300 ribu ton. Penurunan ekspor besar lainnya terjadi untuk tujuan EU-27 yaitu sebesar 138 ribu ton dari 506,8 ribu ton pada bulan Agustus menjadi 368,3 ribu ton pada bulan September atau turun sekitar 27,3%.
Adapun stok akhir bulan September menjadi 4.025 ribu ton yang relatif sama dengan stok akhir bulan Agustus sebesar 4.036 ribu ton.
Leave a reply
