
Utang Luar Negeri Indonesia Naik 7,7% di Oktober 2024, Posisi Terhadap PDB Sebesar 30,4%
Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar US$423,4 miliar. Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar US$428,5 miliar.
Adapun secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7% (yoy), menurun dibandingkan 8,5% pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso menyampaikan posisi ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar US$201,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan September 2024 yang tercatat sebesar US$204,1 miliar AS. Secara tahunan, ULN pemerintah mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,6% (yoy).
Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi pinjaman dan surat utang.
Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden dan akuntabel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 21,0% dari total ULN pemerintah; Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 19,1% dari total ULN pemerintah; Jasa Pendidikan sebesar 16,8%; Konstruksi sebesar 13,5%; serta Jasa Keuangan dan Asuransi sebesaer 9,1%. Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.
Posisi ULN swasta pada Oktober 2024 tercatat sebesar US$195,1 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan US$196,7 miliar pada September 2024. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,4% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari perusahaan lembaga keuangan (financial corporations) dan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 3,1% (yoy) dan 0,9% (yoy).
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,3% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,0% terhadap total ULN swasta.
Adapun rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30,4% pada Oktober 2024 dari 31,1% pada September 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,5% dari total ULN.
Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Ramdan menyampaikan bahwa peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Leave a reply
