Home›Art of Execution›Meski Menurun Drastis, Pemerintah Klaim Penerimaan Pajak Masih Normal Hingga Februari

Sah, BRI Jadi Induk Holding Ultra Mikro

July 22, 2021

512

Sunarso, Direktur Utama BRI/Theiconomics

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk resmi menjadi induk perusahaan holding ultra mikro yang akan membawahi dua BUMN lainnya yaitu PT Pegadaian (Persero) dan PT PNM (Persero).

Kepastian BRI menjadi induk holding ultra mikro setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI pada Kamis (22/7) menyetujui rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD). Dalam PM-HMETD ini Pemerintah Indonesia, selaku pemegang saham mayoritas BRI, mengeksekusi haknya melakukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam bentuk non tunai.

“Pemerintah akan menyetorkan seluruh saham Seri B miliknya dalam Pegadaian dan PNM kepada Perseroan (BRI) atau inbreng,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso saat konferensi pers, usai RUPSLB, Kamis (22/7).

Selanjutnya, BRI akan memiliki 99,99% saham Pegadaian dan PNM. Pemerintah akan tetap memiliki satu lembar saham seri A Dwi Warna pada Pegadaian dan PNM.

Pemerintah sebelumnya telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No.73 tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara kedalam Modal Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Dalam PM-HETD BRI ini, BRI akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 28.677.086.000 lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp50,-.

Dana dari aksi korporasi ini, setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pembentukan holding ultra mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham BRI di dalam Pegadaian dan PNM. Hal ini, jelas CEO BRI yang masuk dalam jajaran Indonesia Best CEO 2021 versi The Iconomics, merupakan tindak lanjut inbreng saham milik Pemerintah dalam Pegadaian-PNM.

Sisa dana hasil penerbitan saham baru ini digunakan BRI untuk modal kerja Perseroan dalam rangka pengembangan ekosistem ultra mikro serta bisnis mikro dan usaha usaha kecil.