Menko Airlangga Ajak Pebisnis Tiongkok Menyelami Lebih Dalam Bisnis di Indonesia

0
215

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pamerkan berbagai progres perekonomian Indonesia serta berbagai kebijakan yang ramah investasi kepada Ketua Federasi Industri dan Perdagangan Tiongkok, Gao Yunlong yang juga Wakil Ketua The 14th National Committee of Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC).

Saat kunjungan yang dilakukan Gao Yunlong di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Menko Airlangga menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia semakin terlihat ditandai dengan pencapaian pertumbuhan di atas 5% pada tahun 2022 dan triwulan pertama tahun 2023.

Menko Airlangga menyampaikan beberapa fokus kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mempercepat transformasi ekonomi dan birokrasi. “Fokus kebijakan yang pertama yaitu peningkatan aturan dan prosedur berusaha melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Undang-Undang ini memberikan kepastian hukum dan kemudahan terkait dengan persyaratan dan proses perizinan berusaha,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan resminya.

Pemerintah Indonesia juga melanjutkan program transformasi ekonomi, yaitu melalui Kebijakan Hilirisasi Sumber Daya Alam, Transisi Energi, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kartu Prakerja), dan Pembangunan Infrastruktur termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Juga :   BOR Naik, Pemerintah akan Naikkan Kapasitas Tempat Tidur Mulai 30%

Lebih lanjut, Perusahaan Tiongkok telah banyak berpartisipasi dalam mendorong transformasi ekonomi Indonesia. Salah satunya dalam program hilirisasi mineral terutama nikel dimana banyak perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di sektor ini. Menko Airlangga mendorong peran lebih besar perusahaan Tiongkok di sektor transformasi ekonomi lainnya, terutama dalam program transisi energi.

“Perusahaan Tiongkok dapat mendorong pengembangan sektor kendaraan listrik yang saat ini populer. Selain di sektor kendaraan listrik, Perusahaan Tiongkok juga dapat berpartisipasi di program transisi energi lainnya, diantaranya yaitu Pengakhiran Pembangkit Listrik Tenaga Uap Secara Bertahap, Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Angin, serta Pemanfaatan Teknologi Efisiensi Tinggi seperti tenaga air dan hidrogen,” tutur Menko Airlangga.

Tiongkok saat ini juga sedang mengembangkan kendaraan dengan bahan bakar hydrogen untuk mempercepat transisi energi dan menurunkan emisi karbon. Indonesia tertarik dengan upaya pengembangan bahan bakar hydrogen yang dilakukan oleh Tiongkok dan meminta dukungan pengusaha Tiongkok untuk dapat berinvestasi di Indonesia.

Melalui KEK JIIPE Gresik, Indonesia siap untuk menampung keinginan berinvestasi dari para pengusaha Tiongkok. KEK JIIPE menyediakan fasilitas insentif fiskal dan non-fiskal seperti tax holiday hingga 20 tahun, kemudahan pengurusan perizinan, insentif kepabeanan, kemudahan imigrasi, serta insentif lahan.

Baca Juga :   Beroperasi Tidak Sesuai Izin, Jombingo Diblokir Satgas

Selain itu, pengusaha Tiongkok juga berharap agar Indonesia dapat mengekspor lebih banyak produk sawitnya ke Tiongkok. Menko Airlangga menyambut baik harapan Tiongkok ini, namun disisi lain Pemerintah Indonesia juga harus memenuhi standard sustainability yang telah ditetapkan.

Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah resmi menerapkan pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) Biodiesel 35 persen (B35). Penerapan B35 menyusul keberhasilan program B30 dan merupakan langkah Pemerintah untuk mengurangi impor minyak serta menghemat devisa negara.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics