Manulife: Kekhawatiran Masyarakat Kebutuhan Medis di Masa Depan Gerogoti Finansial

0
98

Kantor pusat Manulife/Iconomics

Manulife Asia Care Survey 2024 membeberkan kesiapan masyarakat menghadapi pensiun dan kebutuhan medis di masa mendatang. Survei ini menunjukkan bahwa tekanan finansial ini mendorong individu untuk mengevaluasi kembali kesiapan mereka dalam menghadapi masa pensiun dan kebutuhan medis yang tidak terduga, yang tercermin dalam tujuan finansial utama mereka.

Survei Manulife Asia Care 2024 di Indonesia yang baru saja dirilis melibatkan 1.054 responden ini merilis MyFuture Readiness Index (Indeks Kesiapan Masa Depan) dari Manulife, yang mengukur persepsi masyarakat terhadap kesejahteraan fisik, mental, dan finansial mereka saat ini dan di masa depan. Dengan menggunakan skala 1 sampai 100, indeks ini menunjukkan skor kesejahteraan yang diinginkan sebesar 89, melebihi rata-rata negara negara lain di Asia. Namun, skor untuk mereka yang merasa dapat mencapai kesejahteraan yang diinginkan adalah 81, mencerminkan kurangnya kepercayaan diri akan masa depan, meskipun skor ini berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia.

Kurangnya kepercayaan diri ini disebabkan oleh berbagai faktor, dengan yang paling utama adalah prospek kesehatan yang memburuk di usia tua dan meningkatnya biaya perawatan medis. Dari seluruh responden, 67% menyatakan bahwa kenaikan biaya perawatan kesehatan merupakan tantangan utama bagi kesejahteraan finansial mereka secara keseluruhan. Mereka mengakui bahwa kesehatan fisik merupakan faktor terpenting (37%) yang berdampak pada kesejahteraan finansial (33%) dan mental (31%) saat mereka memandang 10 tahun ke depan.

Baca Juga :   Manulife Aset Manajemen Indonesia Beberkan Prospek Pasar Modal Pasca Pemilu

Untuk membantu mempersiapkan masa pensiun dan kebutuhan medis yang tidak terduga, para responden mengatakan bahwa tujuan finansial utama mereka adalah memiliki tabungan yang cukup untuk hari tua oleh 46% reponden, kebebasan finansial di masa pensiun oleh 43% responden, pendapatan pasif di masa pensiun oleh 38%, dan tabungan yang cukup untuk kebutuhan perawatan kesehatan oleh 28%. Dengan usia harapan hidup di Indonesia yang semakin panjang, maka kebutuhan akan perencanaan jangka panjang yang lebih matang menjadi lebih penting.

Dari segi kesejahteraan finansial saat ini, dari skala 1 sampai 100, Indonesia mendapat skor 73, di atas rata-rata negara-negara lain di Asia yang sebesar 67. Terlihat bahwa pasangan yang sudah menikah (75%) memiliki rasa kesejahteraan finansial yang lebih baik dibandingkan mereka yang masih lajang (64%), dan di antara pasangan tersebut, mereka yang sudah memiliki anak merasa lebih sejahtera.

“Masyarakat di negara-negara di Asia hidup lebih lama dan populasinya semakin menua. Dengan meningkatnya kebutuhan perawatan dan permintaan akan layanan kesehatan, kemungkinan besar harga yang berkaitan dengan medis akan naik lebih cepat daripada inflasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, kekhawatiran para responden bisa dipahami,” kata Presiden Direktur & CEO Manulife Indonesia, Ryan Charland dalam keterangan resmi.

Baca Juga :   Masyarakat Ingin Miliki Dana Pensiun dan Dana Pendidikan Anak, Manulife Indonesia Pasarkan Asuransi Dwiguna Baru

“Menemukan solusi untuk mengurangi dampak inflasi merupakan salah satu fokus kami. Seorang profesional keuangan dapat membantu menemukan produk yang tepat untuk memberikan perlindungan kesehatan, dan lebih jauh lagi, juga perlindungan aset,” katanya.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics