
IMF Koreksi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,7%, Menkeu Sri Mulyani Tetap Perkirakan Sekitar 5%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan [KSSK] di kantor Lembaga Penjamian Simpanan [LPS], Jumat, 3 Agustus.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani tetap yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan sekitar 5% pada tahun 2025. Padahal International Monetary Fund (IMF) yang merilis World Economic Outlook (WEO) April 2025 beberapa hari lalu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dikoreksi menjadi ke 4,7% pada tahun 2025 atau dikoreksi 0,4 poin.
Saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Kamis (24/04/2025), Menkeu Sri Mulyani menjabarkan faktor-faktor yang meyakinkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5% pada tahun 2025.
Menurutnya, permintaan domestik yang relatif terjaga didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang selaras, Indonesia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan memelihara momentum pertumbuhan ekonomi. Ke depan, ekonomi Indonesia berpeluang untuk terus tumbuh secara berkesinambungan.
Ia menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 diperkirakan tetap positif di tengah ketidapastian global. Konsumsi rumah tangga tetap baik didukung belanja Pemerintah terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), belanja sosial, dan berbagai insentif lainnya, serta peningkatan musiman permintaan selama perayaan Idulfitri 1446 H. Selain itu, keberlanjutan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di berbagai wilayah dan meningkatnya aktivitas konstruksi properti swasta diprakirakan meningkatkan kinerja investasi. Investasi swasta masih baik didukung keyakinan produsen yang tercermin pada aktivitas manufaktur Indonesia yang ekspansif. Investasi, khususnya nonbangunan, tetap menopang pertumbuhan ekonomi sebagaimana tecermin dari meningkatnya impor barang modal, terutama alat-alat berat.
Menkeu Sri Mulyani juga menyampaikan kinerja ekspor diperkirakan juga tetap baik, didukung oleh ekspor non-migas yang meningkat pada Maret 2025, terutama komoditas crude palm oil (CPO), besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektrik. Menkeu juga mengatakan Pemerintah juga aktif menjajaki potensi perluasan ekspor produk unggulan ke pasar ASEAN+3, BRICS, dan Eropa di tengah kebijakan tarif impor AS.
Namun demikian, Indonesia akan tetap memasang mode selalu waspada. Dalam rapat berkala KSSK II tahun 2025 pada Kamis, 17 April 2025 disepakati untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat koordinasi dan kebijakan lembaga-lembaga anggota KSSK (Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan), dalam upaya memitigasi potensi dampak rambatan faktor-faktor risiko global sekaligus memperkuat perekonomian dan sektor keuangan dalam negeri.
Sri Mulyani menyebut Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada kuartal I-2025 tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global. Memasuki awal kuartal II-2025, downside risk global terpantau masih tinggi, sehingga perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depan.
Leave a reply
