
APRINDO: Banjir 2 Hari, Peritel Estimasikan Rugi Minimal Rp960 Miliar

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey/The Iconomics
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan perkiraan kerugian karena dampak dari banjir yang selimuti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi beberapa hari ini. Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey mengatakan 2 hari terakhir ini, dari 300 toko anggota Aprindo di daerah Jakarta yang terdampak oleh banjir, baru 60 toko saja yang kembali buka dan melayani konsumen, dan sisa sekitar 240 toko masih belum bisa buka toko mereka. Pasalnya air masih menggenangi toko, perlengkapan dan atau barang rusak akibat banjir serta kondisi toko yang belum aman bagi karyawan serta pelanggan toko.
Menurut Roy, potensi kerugian yang dicatat dari 300 toko tersebut cukup signifikan, sekitar Rp960 miliar dari kehilangannya transaksi konsumen akibat banjir. “Belum lagi pasar rakyat yang juga terdampak. Saat ini kalau dibilang toko-toko masyarakat dengan 10,6 juta jiwa dan hampir 100 ribu toko berdasarkan data terakhir, jika dihitung dari situ potensinya sangat signifikan,” kata saat dihubungi theiconomics.com, Jumat (3/1/2020).
Angka tersebut merupakan indikator atas potensi kerugian transaksi konsumen dan belum termasuk kerugian yang dialami toko-toko akibat kerusakan barang, dagangan, peralatan elektronik, dan merchandising. Meskipun sebagian dari kerugian yang dialami oleh toko-toko tersebut telah di-cover oleh asuransi, namun tidak seluruhnya.
Salah satu jenis toko yang terkena dampak terbesar akibat banjir yakni toko moderen. Menurut Roy, ketika toko moderen terkena banjir, mereka harus melakukan overhaul terlebih dahulu, dalam artian mengeluarkan barang-barang yang rusak dan tidak dapat diperjualkan ke konsumen dan kemudian menggantikan barang tersebut dengan memasukkan barang baru serta memperbaiki alat-alat yang rusak.
“Mau masukkan barang baru tapi logistiknya terkendala. Karena jalan masih banjir, beberapa ruas truknya ada tapi sopirnya terkena banjir sehingga tidak bisa membawa barang logistik, ini juga merupakan kendala,” ucapnya.
Selain itu ad pula masalah supplier penyedia barang masih tutup. Rentetan masalah yang dialami pengusaha ritel saat ini kian bertambah. Aprindo telah mengupayakan untuk tetap mencoba memenuhi kebutuhan konsumen dengan membuka 60 toko yang telah terdampak banjir.
Selain upaya-upaya dari asosiasi, Ketua Umum Aprindo mengharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mencari solusi atas permasalahan banjir karena telah menyebabkan kerugian besar baik bagi masyarakat umum sebagai konsumen dan juga para pengusaha ritel.
“Kami, para pengusaha mengharapkan agar Pemprov fokus dan serius dalam menangani isu ini. Semangat tahun baru ini harus dimanfaatkan untuk mencegah kejadian ini terulang lagi,” tegas Roy.
Roy mendesak agar Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan K/L yang berkaitan untuk mengatasi isu banjir guna menghindari atau memitigasi dampak dari pola iklim ekstrim yang diprediksi akan berlangsung selama dua bulan ke depan.
Leave a reply
