
Waste4Change Peroleh Pendanaan Seri A Senilai US$5 Juta

(Kiri-Kanan) Mohamad Bijaksana Junerosano, Co-Founder & CEO of Waste4Change; Ridho Malik Ibrahim, COO of Waste4Change/Dok. Waste4Change
Platform pengelolaan sampah Waste4Change berhasil meraih pendanaan Seri A senilai US$5 juta. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh AC Ventures dan PT Barito Mitra Investama, dan diikuti oleh sederet investor lain, yakni Basra Corporation, Paloma Capital, PT Delapan Satu Investa, Living Lab Ventures, SMDV, dan Urban Gateway Fund.
Founder dan CEO Waste4Change Mohamad Bijaksana Junerosano menjelaskan sektor pengelolaan sampah Indonesia masih terus berkembang, dan pihaknya lebih dari siap untuk membantu dalam prosesnya.
“Dengan tingkat daur ulang rendah, 11-12% berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kita tahu bahwa masih banyak bahan berharga yang siap untuk diputar kembali. Masyarakat mulai mengedukasi diri tentang sampah dan lingkungan, telah bermunculan startup dan bisnis baru terkait pengelolaan sampah, dan pemerintah menyambut baik seluruh pemangku kepentingan untuk berperan aktif dalam memajukan Indonesia. Dibandingkan dengan apa yang kami alami di tahun 2014, pasar saat ini semakin matang. Kami akan melakukan apapun yang kami bisa untuk memberikan solusi dalam setiap kebutuhan pengelolaan sampah,” kata Mohamad dalam keterangan resmi.
Menurut Founding Partner AC Ventures Pandu Sjahrir, Waste4Change adalah pionir yang menyediakan solusi pengelolaan sampah end-to-end. Keberlanjutan adalah fokus utama tim, dengan komitmen yang ditunjukkan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. Perusahaan ini telah mencapai kecocokan pasar produk dan memiliki potensi untuk berkembang di seluruh negeri. Waktu perusahaan juga ideal, karena pemerintah Indonesia menginginkan setidaknya pengurangan 30% di sumbernya, dengan 70% sisanya ditangani pada tahun 2025.”
Waste4Change yang berdiri pada November 2014 ini akan menggunakan modal baru untuk memperluas jangkauan mereka, dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah hingga 100 ton per hari dalam 18 bulan ke depan, serta mencapai lebih dari 2.000 ton per hari dalam lima tahun ke depan.
“Hal ini akan melibatkan pengintegrasian lebih banyak teknologi digital ke dalam proses pemantauan dan perekaman aliran pengelolaan limbah dan otomatisasi fasilitas pemulihan material. Waste4Change juga akan memperkuat kemitraan dengan sektor persampahan informal di Indonesia yang saat ini didukung oleh pemulung, bank sampah, kios sampah, dan pengumpul sampah,”kata Mohamad.
Leave a reply
